Tuesday, 19 January 2016

Makalah Zakat

A.     Latar belakang
Zakat dan Puasa merupakan 2 diantara lima Rukun Islam. Sebagai umat islam kita wajib mengamalkannya karena hukumnya adalah fardhu’ain. Zaat artinya pembersih. Dalam ajaran islam telah ditentukan barang-barang yang wajib dikeluarkan, juga orang-orang yang berhak menerima zakat. Zakat disyariatkan oleh islam agar diantara kaum muslimin yang saatu terhadap yang lainnya tidak terjadi rasa benci, dendam, iri hati, dan sebagainya.
Puasa artinya menahan diri dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan lain sebagainya. Dalam berpuasa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya syarat- syarat yang membuat puasa kita menjadi sah, selain itu hal-hal yang perlun diketahui tentang sesuatu yang dapat membatalkan puasa.
Dengan berzakat dan berpuasa dapat menambah rasa cinta kepada sesama dan juga  kepada Allah, karena dengan kita mengeluarkan zakat kita dapat membantu orang-orang yang membutuhkan, sedangkan dengan kita berpuasa dapatmemberikan ilustrasi solidaritas muslim tehadap umat lain yang berada pada kondisi hidup miskin.

B.     Rumusan masalah
1.         Apa pengertian, dasar hukum, syarat, serta macam-macam zakat?
2.         Apakah harta yang wajib di zakatkan itu serta bagaimana nisab dan haulnya?
3.         Apa yang dimaksud dengan mustahiq zakat dan bagaimana hikmah dari zakat?
4.         Apa pengertian, dasar hukum, syarat, rukun, serta macam-macam puasa?
5.         Apa saja hal-hal yang membatalkan puasa?
6.         Apa sunah dan hikmah puasa?




C.      Tujuan
1.         Untuk mengetahui pengertian, dasar hukum, syarat, serta macam-macam puasa.
2.         Agar mengetahui harta seperti apa yang wajib di zakatkan serta nisab dan haulnya.
3.         Agar mengetahui yang dimaksud dengan mustahiq zakat serta mengetahui hikmah dari berzakat.
4.         Untuk mengetahui pengertian, dasar hukum, syarat, rukun, serta macam-macam puasa.
5.         Agar mengetahui hal-hal apa saja yang membatalkan puasa.
6.         Agar mengetahui sunah dan hikmah puasa.













BAB II
PEMBAHASAN

A.     ZAKAT
1.         Pengertian  Zakat
Asal arti kata zakat  Pembersihan,dari Membersihkan atau Pertumbuhan, dari Tumbuh. Sedangkan arti zakat dalam syariat islam adalah mengeluarkan harta untuk diberikan kepada orang-orang tertentu dengan berbagai syarat yang ditentukan. Dengan demikian, tentunya dalam ajaran islam telah ditentukan barang-barang yang wajib dikeluarkan, juga orang-rang yang berhak menerimanya. Zakat termasuk rukun islam yang ketiga, yang sengaja disyariatkan oleh Islam, agar diantara kaum muslimin yang satu terhadap yang lainnya tidak terjadi rasa benci, dendam, iri hati, dan sebagainya. Sebaliknya agar terjadi saling tolomg menolong, saling membantu dan sebagainya. Barang-barang yang wajib dikeluarkan zakatnya, dan orang-orangyang berhak menerima zakat itu telah diatur dan ditentukan dalam syariat islam. Dinamakan zakat karena harta yang dikeluarkan itu gunanya untuk membersihkan semua harta yang dizakati dan memelihara pertumbuhannya.[1]

2.         Dasar hukum zakat
Zakat ini hukumnya wajib/fardhu a’in bagi setiap yang mencukupi syarat-syaratnya. Dalam al-Qur’an diperintahhkan sebagai berikut:                          
( ٣٤ : البقرة سورة )  ٱلرَّٰكِعِينَ مَعَ وَٱرْكَعُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَقِيمُوا۟
Artinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan ruku’ lah bersama orang-orang yang ruku’”. (AL-BAQARAH:  43).

3.         Syarat-syarat zakat
Secara umum syarat wajib zakat ialah:
1.        Islam, orang yang bukan islam tidak wajib zakat
2.        Baligh
3.        Berakal sehat
4.        Merdeka
5.        Milik yang sepenuhnya
6.        Harta bendanya cukup satu nisab
7.        Dimiliki sudah sampai satu tahun (cukup haul)[2]

4.         Macam-macam zakat
a.         Zakat Fitrah
1)        Pengertian Zakat Fitrah
Pengertian  zakat fitrah menurut bahasa ialah zakat yang wajib dikeluarkan  pada hari raya idul fitri. Pengertian zakat menurut syariat islam adalah Zakat yang wajib dikeluarkan bagi tiap-tiap muslim laki-laki, perempuan, besar dan kecil, merdeka atau budak yang memiliki kelebihan bagi keperluan dirinya untuk membersihkan diri pribadi pada hari raya Idul Fitri tanggal 1 Syawal.
2)        Syarat wajib zakat fitrah
Zakat fitrah wajib dilaksanakan bagi orang-orang yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a)         Orang islam, orang yang tidak beragama islam tidak wajib membayar zakat   fitrah.
b)        Orang tersebut masih ada (masih hidup) setelah tenggelamnya matahari pada akhir hari dari bulan Ramadhan tersebut. (Yakni pada malam tanggal 1 Syawal setelah tenggelamnya matahari orang tersebut massih hidup).
c)         Orang itu mempunyai kelebihan makanan makan baik untuk dirinya maupun keluarganya sehari semalam.
Zakat fitrah ini wajib dikeluarkan untuk dirinya sendiri, untuk keluarganya yang menjadi tanggungannya. Termasuk juga disini pembantunya/pelayannya apabila masih ada kelebihan makanan untuk satu malam dan siangnya hari raya fitri tersebutdan diberikan kepada fakir miskin.
3)        Harta benda untuk zakat firtah
Harta benda yang dipergunakan untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah berupa makanan yang menjadi makanan pokok orang tersebut atau dinegri tersebut seperti gandum, beras dan lain-lain.
Sedangkan untuk tiap-tiap seseorang atau badan zakatnya satu sha’= 3,1 liter atau 2,305kg yang kemudian dibulatkan menjadi 2 ½ kg beras, karena yang menjadi makanan pokok adalah beras.

4)        Waktu pengerluaran zakat fitrah
Zakat fitrah ini boleh dibayarkan sejak awal bulan Ramadhan  secata ta’jil (dengan lebih cepat)sampai dengan hari Idul Fitri. Berikut ini akan dijelasskan beberapa waktu pembayaran zakat fitrah  sebagai berikut:
a)         Waktu wajib yaitu: apabila zakat itu dikeluarkan setelah terbenamnya matahari pada malam hari raya tersebut sampai waktu subuh.
b)        Waktu yng diperlukan yaitu: apabila zakat fitrah itu dikeluarkan sejak dari awal bulan Ramadhan (tanggal 1 Ramadhanl) sampai akhir Ramadhan.
c)         Waktu yang lebih baik (sunat) yaitu: apabila zakat fitrah itu dikeluarkan setelah sholat subuh, pagi hari raya itu smpai sebelum khatib mimbar (sholat Idul Fitri dimulai).
d)        Waktu makruh yaitu: apabila zakat fitrah itu dikeluarkan setelah sholat hari raya fitrah, tapi sebelum terbenamnyaa matahari pda hari raya itu.
e)         Waktu haram yaitu: apabila zakat fitrah itu dikeluarkan lebih telat lagi yakni telah lewat terbenamnya matahari pada hari raya itu.[3]
b.        Zakat maal (harta)
1)        Pengertian Zakat Maal
Zakat Maal adalah kegiatan mengeluarkan sebagian harta kekayaan berupa binatang ternak, hasil tanaman (buah-buahan), emas dan perak, harta perniagaan dan kekayaan lain diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan berbagai syarat.
2)        Macam-macam zakat maal
Adapun macam-macam zakat maal antara lain:
a)         Zakat nuqut, yaitu zakat harta kekayaan. Misalnya emas, perak dan             uang.
b)        Zakat tijarah, yaitu zakat barang-barang dagangan. Misalnyabarang dagangan, bahan makanan, pakaian, alat rumah tangga, bahan bangunan, dan sebagainya.
c)         Zakat an’am yaitu zakat binatang ternak. Misalnya kerbau, lembu, unta, kambing, dan sebagainya.
d)        Zakat zira’ah yaitu zakat hasil pertanian. Misalnya padi/beras, gandum, dan sebagainya.
e)         Zakat perkebunan/buah-buahan, yaitu zakat yang dikeluarkan setiap musim panen. Zakatnya 10% apabila pengairannya itu dengan air hujan dan 5% apabila pengairannya itu membutuhkan tenaga(bukan dari air hujan).
f)         Zakat harta galian atau harta terpendam termasuk harta rikaz. Adapun zakatnya mencapai 30%.[4]




5.         Harta yang wajib di zakatkan serta nisab dan haul
Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah:
a.         Emas, perak dan uang
Emas dan perak dizakatkan apabila cukup nisabnya (sampai batas yang ditentukan)
Nisab emas adalah 20 dinar, yaitu 96 gram dan ada juga yang menghitung 93,6 gram, dimana zakatnya yang harus dikeluarkan adalah 2 ½% nya.
Nisab perak adalah 200 dirham sama dengan 672 gram dan ada juga yang menghitungnya    662 gram dimana zakatnya yang harus dikeluarkan adalah 5 dirham, yaitu : 1/40 nya atau 2½% nya.
Sedangkan mengenai mata uang wajib dikeluarkan seperti emas dan perak yaitu apabila sudah mencukupi satu tahun dan nisab paling sedikit 93,6 gram untuk emas dan 624 gram untuk perak.
b.        Harta perdagangan atau perniagaan
Jika barang-barang perdagangan dalam satu tahun ternyata nilainya seharga emas yang wajib dikeluarkan zakatnya maka barang perdagangan tersebut wajib dikeluarkan zakatnya.
c.         Zakat hasil tanaman
Buah-buahan seperti anggur dan kurma, biji0bijian yang mengenyangkan seperti beras, gandum, jagung dan yang semisalnyawajib dizakatkan jika mencukupi nisabnya. Zakat buah-buahan dan biji-bijian tidak perlu satu tahun(haul) tetapi dikeluarkannya pada waktu panen.
Allah SWT berfirman :
وَالزَّيْتُونَ أُكُلُهُ مُخْتَلِفًا وَالزَّرْعَ وَالنَّخْلَ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ جَنَّاتٍ أَنْشَأَ الَّذِي وَهُوَ
تُسْرِفُوا وَلا حَصَادِهِ يَوْمَ حَقَّهُ وَآتُوا أَثْمَرَ إِذَا ثَمَرِهِ مِنْ كُلُوا مُتَشَابِهٍ وَغَيْرَ مُتَشَابِهًا وَالرُّمَّانَ
(١٤١ : الأنعام سورة)  الْمُسْرِفِينَ يُحِبُّ لا إِنَّهُ
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (Al-An’am : 141 ).
Nisab zakat hasil tanaman sebanyak lima wasaq, apabila kita hitung dengan kilogram adalah sebagai berikut:
5 wasaq: 1 wasaq adalah 60 sha’
5 wasaq= 5 x 60 sha’ = 300sha’
1 sha’ adalah 2,304 kg.
60 sha’ = 60 x 2,304kg = 138,240 kg.
Jadi: 300 sha’ = 300 x 2,304 kg = 691,200 kg atau
5 wasaq = 5 x 138,240 kg (60 sha’) = 691,200 kg,
Yaitu: 5 wasaq = 691,200 kg atau = 6 kwintal 91 kg 200 gram.
d.        Zakat binatang ternak
Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah: unta, sapi/kerbau dan kambing. Sedangkan binatang ternak yang untuk bekerja, tidak wajib zakat atas binatang tersebut.
1)        Nisab dan zakat unta[5]
Seseorang yang memiliki unta, paling sedikit (nisabnya) 5 ekor unta maka wajib mengeluarkan zakat dengan aturan sebagai berikut:
5      ekor unta zakatnya 1 ekor kambing
10    ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
15    ekor unta atau lebih zakatnya 3 ekor kambing
20    ekor unta atau lebih zakatnya 4 ekor kambing
25    ekor unta atau lebih zakatnya 1 ekor unta berumur 1-2 tahun
36    ekor unta atau lebih zakatnya 1 ekor unta berumur 2-3 tahun
46    ekor unta atau lebih zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun
61    ekor unta atau lebih zakatnya 1 ekor unta berumur 4-5 tahun
76 ekor unta atau lebih zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun
91    ekor unta atu lebih zakatnya 2 ekor unta  berumur 3-4 tahun
121 ekor unta atu lebih zakatnya 3 ekor unta berumur 2-3 tahun
Kemudian untuk tiap-tiap 40 ekorunta zakatnya 1 ekor unta yang berumur 2-3 tahun dan untuk tiap-tiap 50 ekor zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun.
2)        Nisab dan zakat sapi atau kerbau
Nisab zakat sapi atau kerbau ialah mulai dari 30 ekor ke atas dengan rincian sebagai berikut:
30-39           ekor sapi zakatnya  1 ekor anak sapi/kerbau yang berumur 1-2 tahun (tabi’).
40-59           ekor sapi/kerbau zakatnya 1 ekor sapi/kerbau betina yang berumur 2-3 tahun (musinnah)
3)        Nisab dan zakat kambing
Apabila telah memiliki kambing sampai satu nisab yaitu 40 ekor kambing, maka wajib mengeluarkan zakatnya satu ekor kambing biasa/jawa yang berumur 2-3 tahun (ma’zun).
Dan untuk selanjutnya dapat diatur sebagai berikut:
40-120         ekor kambing zakatnya  1 ekor kambing berumur  2-3 tahun.
121-200       ekor kambing zakatnya 2 ekor kambing berumur 2-3 tahun.
201-300       ekor kambing zakatnya  3 ekor kambing berumur 2-3 tahun.
301-400       ekor kambing zakatnya 4 ekor kambing berumur 2-3 tahun.
Untuk selanjutnya tiap-tiap bertambah 100 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing.


4)        Nisab dan zakat hasil tambang[6]
Nisab tambang berupa emas, perak dan sebagainya apabila sampai memenuhu 1 nisab sebagaimana nisab emas dan perak maka harus dikeluarkan zakatnya seketika itu juga, tidak usah menunggu satu tahun. Adapun  zakat hasil tambang ini sebesar 1/40 atau 2,5%.
5)        Nisab dan zakat barang temuan (rikaz)
Barang yang terpendam atau temuan yang berupa emas atau perak, yang ada satu nisab, ketika itu juga bagi yang menemukan/mengambil barang terpendam harus mengeluarkan zakatnya 20% nya atau 1/5 nya, sedangkan nisabnya sebagaimana emas dan perak tersebut.
6.         Mustahiq zakat
a.         Pengertian mustahiq Zakat Fitrah
Yang dimaksud dengan mustahiq zakat fitrah adalah orang yang berhak menerima zakat fitrah. Orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah menurut pendapat yang kuat ialah golongan fakir miskin.
Harta yang dikeluarkan untuk zakat fitrah ialah makanam pokok yang berupa gandum, beras, sagu, jangung dan lain-lain. Menurut suatu pendapat bahwa zakat fitrah boleh dibayarkan dengan berupa uang yang telah ditetapkan . Mustahiq Zakat Maal (Harta)
b.        Mustahiq zakat harta (orang-orang yang berhak menerima zakat harta ) ada delapan asnaf (golongan) yaitu:
1)        Orang fakir, yaitu orang yang tidak ada harta untuk keperluan hidup sehari-hari dan tidak mampu bekerja atau berusaha.
2)        Orang miskin, yaitu orang yang berpenghasilan sehari-harinya tidak mencukupi kebutuhan hidupnya.
3)        Amil, yaitu orang yang bertugas mengumpulkan dan membagi-bagikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya. Amil juga dapat disebut sebagai panitia.
4)        Muallaf, yaitu orang yang baru masuk islam dan imannya masih lemah.
5)        Hamba sahaya (budak), yaitu orang yang belum merdeka.
6)        Gharim, yaitu orang yang mempunyai hutang dan ia tak mampu    membayarnya.
7)        Sabilillah, yaitu orang-orang yang berjalan dijalan Allah.
8)        Ibnu sabil, yaitu Orang-orang yang sedang dalam perjalanan (musafir)[7]
Allah SWT berfirman :

الرِّقَابِ وَفِي قُلُوبُهُمْ وَالْمُؤَلَّفَةِ عَلَيْهَا وَالْعَامِلِينَ وَالْمَسَاكِينِ لِلْفُقَرَاءِ الصَّدَقَاتُ إِنَّمَا
حَكِيمٌ عَلِيمٌ وَاللَّهُ اللَّهِ مِنَ فَرِيضَةً السَّبِيلِ وَاِبْنِ اللَّهِ سَبِيلِ وَفِي وَالْغَارِمِينَ

(٦٠  :  سورة التوبة)

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, miskin, amil, muallaf, budak, gharim, sabilillah dan ibnu sabil sebagaiman suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana”.(At-Taubah : 60).
7.         Hikmah zakat
Tuhan Allah mewajibkan mengeluarkan zakat itu mengandung hikmah dan faedah guna  memperbaiki perseorangan dan masyarakat.
Diantara hikmah zakat itu sebagai berikut:
a.         Mendidik jiwa suka memberi (sifat pemurah)
b.        Membersihkan jiwa dari sifat kikir/bakhil
c.         Menolong penghidupan fakir miskin
d.        Menjaga hubungan baik/persahabatan dan memperkokoh persaudaraan dikalangan umat
e.         Menjaga timbulnya rasa dengki/iri dan timbulnya jurang pemisah antara si miskin dan si kaya
f.         Menjaga timbulnya pencurian, perampokan, dan sebagainya yang disebabkan oleh tekanan hidup atau kemiskinan
g.        Untuk hidup dan menegakkan dan memuliakan agama Allah,misalnya untuk biaya perang, untuk mendirikan masjid, madrasah-madrasah, rumah miskin, rumah yatim, memajukan pendidikan/penyiaran agama islam dan sebagainya
h.        Merupakan jalan kearah keadilan.[8]
B.     PUASA
1.         Pengertian puasa
“Saumu” (puasa), menurut bahasa Arab adalah menahan diri dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan  berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Menurut istilah agama islam puasa yaitu menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.
2.         Dasar hukum puasa
Puasa bulan Ramadhan itu merupakan salah satu dari rukun islam yang diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah, yaitu tahun kedua sesudah Nabi Muhammad Saw. Hijrah ke Madinah. Hukumnya fardu ‘ain atas tiap-tiap mukallaf.
Firman Allah Swt,:
 (١٨٣) تَتَّقُونَ لَعَلَّكُمْ قَبْلِكُمْ مِن الَّذِينَ عَلَى كُتِبَ كَمَا الصِّيَامُ عَلَيْكُمُ كُتِبَ ءَامَنُوا الَّذِينَ يَاأَيُّهَا
فِدْيَةُ يُطِيقُونَهُ الَّذِينَ وَعَلَى أُخَرَ أَيَّامٍ مِّنْ فَعِدَّةٌ سَفَرٍ عَلَى أَوْ مَّرِيضًا مِنكُم كَانَ فَمَن مَّعْدُودَاتٍ أَيَّامًا  
(١٨٤) تَعْلَمُونَ كُنتُمْ إِن لَّكُمْ خَيْرُُ تَصُومُوا وَأَن لَّهُ خَيْرُُ فَهُوَ خَيْرًا تَطَوَّعَ فَمَن مِسْكِينٍ طَعَامُ
(١٨٣-١٨٤ : البقرة  سورة )
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (yaitu) dalam beberapa hari tertentu”.  (AL-BAQARAH:183-184)
Puasa Ramadhan diwajibkan atas tiap-tiap orang mukallaf dengan salah satu dari ketentuan-ketentuan berikut ini:
a.         Dengan melihat bulan bagi yang melihatnya sendiri.
b.        Dengan mencukupkan bulan sya’ban tiga puluh hari
c.         Dengan adanya melihat (ru’yat dengan kabar mutawir)
d.        Percaya kepada orang yang melihat.
e.         Tanda-tanda yang biasa dilakukan di kota-kota besar untuk memberitahukan             kepada orang banyak (umum), seperti lampu, meriam, dan sebagainya.
f.         Dengan ilmu hisab atau kabar dari ahli hisab (ilmu bintang).[9]
3.         Syarat puasa
a.         Syarat wajib puasa
1)        Berakal. Orang yang gila tidak diwajibkan untuk berpuasa.
2)        Baligh (umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda yang lain. Anak- anak tidak wajib           puasa.
3)        Kuat berpuasa. Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit,      tidak    wajib         puasa.
Sabda Allah Swt:
شَهِدَ فَمَن وَالْفُرْقَانِ الْهُدَى مِّنَ وَبَيِّنَاتٍ لِّلنَّاسِ هُدًى الْقُرْآنُ فِيهِ أُنزِلَ الَّذِيَ رَمَضَانَ شَهْرُ
الْيُسْرَ بِكُمُ اللّهُ يُرِيدُأُخَرَ أَيَّامٍ مِّنْ فَعِدَّةٌ سَفَرٍ عَلَى أَوْ مَرِيضاً كَانَ وَمَن فَلْيَصُمْهُ الشَّهْرَ مِنكُمُ
. تَشْكُرُونَ وَلَعَلَّكُمْ هَدَاكُمْ مَا عَلَىاللّهَ وَلِتُكَبِّرُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعُسْرَ بِكُمُ يُرِيدُ وَلاَ
(١٨٥ : البقرة  سورة)

Artinya: “Barang siapa sakit atau sedang dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkan nya itu,pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (ALBAQARAH:185)
b.        Syarat sah puasa
1)        Islam. Orang yang bukan islam tidak sah berpuasa.
2)        Mumayiz (dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik).
3)        Suci dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah sehabis melahirkan).
4)        Dalam waktu yang diperbolehkan puasa padanya. Dilarang puasa pada dua hari raya dan hari Tasyriq (tanggal 11,12 dan 13 bulan Haji).
4.         Rukun puasa
a.         Niat, yaitu setiap malam selama bulan Ramadhan.Kecuali puasa sunat, boleh berniat pada siang hari, asal sebelum zawal (matahari condong ke barat).
b.        Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
5.         Yang membatalkan puasa
a.         Makan dan minum.
b.        Muntah yang disengaja.
c.         Bersetubuh.
d.        Keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah sehabis melahirkan).
e.         Gila.
f.         Keluar mani dengan sengaja.[10]
Orang yang diperbolehkan berbuka pada bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:
a.         Orang yang saakit apabila tidak kuasa berpuasa
Firman Allah Swt:
شَهِدَ فَمَن وَالْفُرْقَانِ الْهُدَى مِّنَ وَبَيِّنَاتٍ لِّلنَّاسِ هُدًى الْقُرْآنُ فِيهِ أُنزِلَ الَّذِيَ رَمَضَانَ شَهْرُ
الْيُسْرَ بِكُمُ اللّهُ يُرِيدُأُخَرَ أَيَّامٍ مِّنْ فَعِدَّةٌ سَفَرٍ عَلَى أَوْ مَرِيضاً كَانَ وَمَن فَلْيَصُمْهُ الشَّهْرَ مِنكُمُ
. تَشْكُرُونَ وَلَعَلَّكُمْ هَدَاكُمْ مَا عَلَىاللّهَ وَلِتُكَبِّرُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعُسْرَ بِكُمُ يُرِيدُ وَلاَ
(١٨٥ : البقرة  سورة)
Artinya: “Barang siapa sakit atau sedang dalam perjalananlalu ia (berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”.  (AL-BAQARAH:185)
b.        Orang tua yang sudah lemah
Firman Allah Swt:
فِدْيَةُ يُطِيقُونَهُ الَّذِينَ وَعَلَى أُخَرَ أَيَّامٍ مِّنْ فَعِدَّةٌ سَفَرٍ عَلَى أَوْ مَّرِيضًا مِنكُم كَانَ فَمَن مَّعْدُودَاتٍ أَيَّامًا  
(١٨٤) تَعْلَمُونَ كُنتُمْ إِن لَّكُمْ خَيْرُُ تَصُومُوا وَأَن لَّهُ خَيْرُُ فَهُوَ خَيْرًا تَطَوَّعَ فَمَن مِسْكِينٍ طَعَامُ
(١٨٣-١٨٤ : البقرة  سورة )
Artinya: “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) member makan seseorang yang miskin.” (AL-BAQARAH:184).
c.         Orang hamil dan yang menyusui anak
6.         Sunah puasa
a.         Menyegerakan berbuka apabila telah nyata dan yakin bahwa matahari sudah terbenam.
b.        Berbuka dengan kurma, sesuatu yang manis, atau dengan air.
c.         Berdoa sewaktu berbuka puasa.
d.        Makan sahur sesudah tengah malam.
e.         Menta’khirkan makan sahur sampai kira-kira 15 menit sebelum fajar.
f.         Memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang puasa.
g.        Hendaklah memperbanyak sedekah selama dalam bulan puasa.
h.        Memperbanyak membaca Al-Qur’an dan mempelajari (belajar atau mengajar) karena mengikuti perbuatan Rasulullah Saw.[11]
7.         Macam-macam puasa
a.         Puasa wajib
1)        Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang dikerjakan bagi setiap muslim pada bulan Ramadhan selama sebulan penuh.
Allah SWT berfirman:
. تَتَّقُونَ لَعَلَّكُمْ قَبْلِكُمْ مِن الَّذِينَ عَلَى كُتِبَ كَمَا الصِّيَامُ عَلَيْكُمُ كُتِبَ ءَامَنُوا الَّذِينَ يَاأَيُّهَا
(١٨٤ : البقرة  سورة )
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agara kamu bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah[2]: 183)
2)        Puasa nadzar
Nadzar secara bahasa berarti janji. Puasa nadzar adalah puasa yang disebabkan karena janji seseorang untuk mengerjakan puasa.
3)        Puasa kafarat
Kafarat berasal dari kata dasar kafara yang artinya menutupi sesuatu. Puasa kafarat secara istilah artinya adalah puasa untuk mengganti denda yang wajib ditunaikan yang disebabkan oleh suatu perbuatan dosa, yang bertujuan menutup dosa tersebut sehingga tidak ada lagi pengaruh dosa yang diperbuat tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.[12]
b.        Puasa sunah
1)        Puasa enam hari di bulan Syawal. Baik dilakukan secara berturutan ataupun tidak.
2)        Puasa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah
Yang dimaksud adalah puasa di sembilan hari yang pertama dari bulan ini, tidak termasuk hari yang ke-10. Karena hari ke-10 adalah hari raya kurban dan diharamkan untuk berpuasa.
3)        Puasa hari Arafah
Yaitu puasa pada hari ke-9 bulan Dzuhijjah. Keutamaannya, akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang . Yang dimaksud dengan dosa-dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya bisa dihapus dengan jalan bertaubat.
4)        Puasa Muharrom
Yaitu puasa pada bulan Muharram terutama pada hari Assyuro’. Keutamaannya puasa ini, sebagaimana disebutkan dalam hadist riwayat Bukhari, yakni puasa di bulan ini adalah puasa yang paling utama setelah puasa bulan Romadhon.
5)        Puasa Assyuro’
Hari Assyuro’ adalah hari ke-10 dari bulan Muharram. Nabi shalallahu ‘alaihi wasssalam memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Assyuro’ ini dan mengiringinya dengan puasa 1 hari sebelum atau sesudahnhya. Hal ini bertujuan untuk menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani yang hanya berpuasa pada hari ke-10. Keutamaan: akan dihapus dosa-dosa (kecil) di tahun sebelumnya (HR. Muslim).
6)        Puasa Sya’ban
Yang dimaksud puasa Sya’ban adalah memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban. Keutamaan: Bulan ini adalah bulan di mana semua amal diangkat kepada Rabb semesta alam (HR. An-Nasa’i & Abu Daud, hasan).
7)        Puasa Senin dan Kamis
Nabi telah menyuruh ummatnya untuk puasa pada hari Senin dan Kamis. Hari Senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad sedangkan hari Kamis adalah hari di mana ayat Al-Qur’an untuk pertama kalinya diturunkan. Perihal hari Senin dan Kamis.
8)        Puasa Tengah Bulan (tiga hari setiap bulan Qamariyah)
Disunnahkan untuk melakukannya pada hari-hari putih (Ayyaamul Bidh) yaitu tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan qamariyah.
9)        Puasa Dawud
Cara mengerjakan puasa nabi Dawud adalah dengan sehari puasa sehari tidak puasa, atau selang-seling. Puasa nabi Dawud adalah puasa yang paling disukali oleh Allah swt. (HR. Bukhari-Muslim).[13]
c.         Puasa makruh
Puasa yang makruh dilakukan adalah puasa pada hari Jumat dan Sabtu yang tidak bermaksud mengqadha’ Ramadhan, membayar nadzar atau kafarat, atau tidak diniatkan untuk puasa sunnah tertentu. Jadi seseorang yang puasa pada hari Jumat atau Sabtu dengan niat mengqadha’ puasa Ramadhan tidak termasuk puasa makruh. Misal tanggal 9 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu maka puasa hari Sabtu pada waktu itu menjadi puasa sunnah bukan makruh. Ada pendapat lain yang lebih keras bahkan menyatakan bahwa puasa pada hari Jumat tergolong puasa haram jika dilakukan tanpa didahului hari sebelum atau sesudahya.
d.        Puasa haram
Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena waktunya atau karena kondisi pelakukanya.
1)        Hari Raya Idul Fitri
Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.
2)        Hari Raya Idul Adha
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.
3)        Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Pada tiga hari itu masih dibolehkan utnuk menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang disunnahkan sejak zaman nabi Ibrahim as.
4)        Puasa sepanjang tahun/selamanya
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syar`i puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.[14]
8.         Hikmah puasa
Ibadah puasa  itu mengandung beberapa hikmah, diantaranya sebagai berikut:
a.         Tanda terima kasih kepada Allah karena semua ibadah mengandung arti terima         kasih    atas nikmat pemberian-Nya yang tidak terbatas banyaknya, dan tidak       ternilai harganya.
b.        Didikan kepercayaan. Seseorang yang telah sanggup menahan makan dan minum dari harta yang halal kepunyaannya sendiri, karena ingat perintah Allah, sudah tentu ia tidak akan meninggalkan segala perintah Allah, dan tidak akan berani melanggar segala larangan-Nya.
c.         Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir-miskin karena seseorang yang telah merasa sakit dan pedihnya perut keroncongan. Hal itu akan dapat mengukur kesedihan dan kesusahan orang yang sepanjang masa merasakan ngilunya perut yang kelaparan karena ketiadaan.
d.        Guna menjaga kesehatan









BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Setelah yang telah kita bahas di atas maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.         Zakat adalah mengeluarkan harta untuk diberikan kepada orang-orang tertentu dengan berbagai syarat yang ditentukan. Dasar hukum zakat ada pada Al-qur’an surat Al-baqarah ayat 43. Syarat zakat ada tujuh, yakni: islam, baligh, berakal sehat, merdeka, milik yang sepenuhnya, harta bendanya, cukup satu nisab, dimiliki sudah sampai satu tahun. Macam-macam zakat diantaranya ada zakat fitrah dan ada zakat maal (harta).
2.         Puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat. Dasar hukum puasa ada pada Al-qur’an surat Al-baqarah ayat 183-184. Syarat puasa di bagi menjadi dua. Pertama yaitu syarat wajib, yang termasuk syarat wajib adalah berakal, balig, dan kuat berpuasa. Yang kedua yaitu syarat sah, yang termasuk syarat sah yakni islam, mumayiz, suci, dan dilakukan dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa. Sedangkan rukun puasa terdiri dari dua hal yaitu niat dan menahan diri dari haus, lapar, serta godaan emosional lainnya mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
B.       Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai Agama Islam II ini, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya di mata kuliah Agama Islam II. Disamping itu kami juga menyadari bahwa pada makalah  ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami menerima kritik maupun saran yang membangun agar dalam pembuatan tugas selanjutnya lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA

Masduki.1984.Fiqih Kurikulum.Surabaya: Penerbit Sahabat Ilmu.
Abyan Amir.1994.Fiqih Kurikulum.Semarang:Penerbit PT Karya Toha Putra.
Zarkasyi Imam.Fiqih.Gontor Ponorogo:Penerbit Trimurti Press.
Rasjid Sulaiman.Fiqih Islam.Bandung:Penerbit PT Sinar Baru Algensindo.





[1] Amir Abyan, Fiqih, (PT karya toha putra, Semarang),  Hal 29
[2] Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (PT Sinar Baru Algensindo, Bandung),Hal:192
[3] Sulaiman Rasjid, Fiqih,…….,Hal:194
[4] Imam Zarkasyi, fiqih(Trimurti Press Gontor, Ponorogo),Hal:2
[5] Amir Abyan,Fiqih,…….,Hal 37
[6] Amir Abyan,Fiqih,……..,Hal 38
[7] Amir Abyan,Fiqih,…….,Hal: 39
[8] Amir Abyan,Fiqih,…….,Hal 39
[9] Sulaiman Rasjid, Fiqih,…….,Hal:220
[10] Sulaiman Rasjid, Fiqih,…….,Hal:230
[11] Sulaiman Rasjid, Fiqih,…….,Hal:230
[12] Sulaiman Rasjid, Fiqih,…….,Hal:243
[13] Masduki,Fiqih,(CV Sahabat Ilmu,Surabaya), Hal 100
[14] Masduki,Fiqih,……., Hal:102

No comments:

Post a Comment