BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertumbuhan ekonomi disebuah negara adalah masalah
perekonomian jangka panjang. Selain itu pertumbuhan ekonomi disuatu negara,
juga bisa dijadikan alat ukur untuk melihat atau mengukur atau menganalisa
tingkat perkembangan perekonomian dinegara tersebut.
Pertumbuhan ekonomi disuatu negara
bisa disebabkan oleh banyak faktor. Bagi negara – negara maju, mereka bisa
mengandalkan hasil produksi barang dan jasa mereka, tapi tidak menutup
kemungkinan pula adanya pinjaman yang mereka lakukan serta adanya saving
ataupun investasi. Tapi bagi negara –
negara yang sedang berkembang tentu saja akan sulit atau bisa dikatakan tidak
mudah jika harus mengandalkan faktor produksi barang dan jasa, maka dari itu
faktor – faktor lain sangat menentukan, seperti halnya saving, pinjaman dan
investasi.
Menurut Sadono Sukirno (2004) dalam analisis makro, tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan
pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara /daerah. Dan menurut metode
pengeluaran dalam penghitungan pendapatan nasional, salah satu jenis agregatnya
adalah saving
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari Tabungan?
2. Apa
pengaruh tabungan terhadap pembagunan ekonomi?
3. Apa peran
tabungan dalam meningkatkan pembagunan
ekonomi?
1.3
Tujuan Masalah
Agar mahasiswa mengetahui pengertian
dari tabungan (saving) dan perananya dalam meningkatkan pembagunan ekonomi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tabungan
Tabungan sendiri
dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan tahun yang tidak
dibelanjakan atau digunakan untuk konsumsi . Sedangkan tabungan nasional adalah
pendapatan total dalam perekonomian yang tersisa setelah dipakai. Tabungan
swasta terdiri atas tabungan, yaitu tabungan perusahaan ( corporate saving )
dan tabungan rumah tangga (household saving ). Di Negara-negara berkembang,
tabungan swasta domestik mempunyai peranan yang besar dalam mendukung
pembentukan modal, dimana utamanya berasal dari tabungan rumah tangga, selain
dari tabungan perusahaan. Tabungan pada umumnya mempunyai peranan lebih kecil
di Negara berkembang ditambah hukum yang lemah sehingga tidak kondusif untuk dunia
usaha
Dengan
adanya tabungan memungkinkan terjadinya penanaman modal, dimana penanaman modal
akan memperbesar kapasitas produksi perekonomian. Proses pembentukan modal ini
berjalan melalui tingkatan
1. kenaikan volume tabungan nyata yang
langsung tergantung kepada kemauan dan kemampuan dan untuk menabung
2. keberadaan lembaga kredit dan keuangan
untuk menggalakan dan menyalurkan tabungan
3. penggunaan tabungan untuk tujuan
investasi dalam barang-barang modal oleh perusahaan.
Tabungan juga dapat didefinisikan sebagai pendapatan yang tidak di belanjakan atau tidak digunakan
untuk konsumsi terdapat beberapa jenis tabungan di antaranya tabungan khusus
dan tabungan umum sedangkan tabungan nasional adalah pendapatan total dalam
perekonomian yang tersisa setelah di pakai. Jenis-jenis tabungan nasional yaitu
tabungan swasta dan tabungan publik. Tabungan swasta adalah jumlah pendapatan
yang tersisa setelah rumah tangga membayar pajak dan konsumsi. Tabungan swasta
terdiri atas dua tabungan yaitu tabungan perusahaan dan tabungan rumah tangga. Tabungan public adalah pendapatan pajak
yang tersisa pada pemerintah setelah di kurangi pengeluaran pemerintah. Dengan
adanya tabungan memungkinkan terjadinya penanaman modal, dimana penanaman modal
akan memperbesar kapasitas produksi ekonomi ( tanpa sector luar negeri ) dalam
kondisi full employmrnt dan tanpa mobilitas capital, tabungan menjadi penting
bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yang mekanismeny lewat pertumbuhan
investasi.
Pengeluaran konsumsi masyarakat di Indonesia dewasa ini
semakin besar tergunakan untuk keperluan pembentukan modal atau investasi serta
ekspor dan impor. Itu menunjukkan bahwa Indonesia akhir-akhir ini sudah
memiliki bekal kemandirian. Bekal kemandirian tersebut dapat dikonfirmasi
melalui tinjauan pengeluaran konsumsi masyarakat sesuai dengan proporsinya
dalam pembentukan permintaan agregat. Apabila penurunan permintaan agregat
menurun dapat menyiratkan dua hal, pertama peran tabungan masyarakat terhadap
pendapatan nasional semakin besar. Kedua, peran sector-sektor penggunaan lain
dalam membentuk permintaan agregat semakin besar, khususnya sector pembentukan
modal atau investasidanectorekspor-impor.
Pola konsumsi masyarakat dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu, pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk non-makanan. Pengeluaran masyarakat Indonesia banyak pada makanan. Akan tetapi terdapat ketimpangan dalam hal pengeluaran konsumsi antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan, misalkan dari besarnya pengeluaran dan juga pola konsumsinya. Perbandingan besar pengeluaran antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan cenderung konstan tahun demi tahun. Melalui perbandingan perilaku dan pola konsumsi, terdapat kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan. Pengeluaran konsumsi dapat pula difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar lapisan masyarakat, yang dapat diukur baik dengan pendekatan pendapatan maupu npendekatan pengeluaran .Bagian dari pendapatan yang dapat dibelanjakan tapi tidak dikeluarkan untuk konsumsi merupakan tabungan masyarakat. Penggabungan antara tabungan masyarakat dan tabungan pemerintah dapat membentuk tabungan nasional yang merupakan sumber dana investasi. Untuk mendapatkan gambaran fungsional tabungan dan konsumsi digunakan suatu fungsi yaitu fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
Pola konsumsi masyarakat dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu, pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk non-makanan. Pengeluaran masyarakat Indonesia banyak pada makanan. Akan tetapi terdapat ketimpangan dalam hal pengeluaran konsumsi antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan, misalkan dari besarnya pengeluaran dan juga pola konsumsinya. Perbandingan besar pengeluaran antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan cenderung konstan tahun demi tahun. Melalui perbandingan perilaku dan pola konsumsi, terdapat kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan. Pengeluaran konsumsi dapat pula difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar lapisan masyarakat, yang dapat diukur baik dengan pendekatan pendapatan maupu npendekatan pengeluaran .Bagian dari pendapatan yang dapat dibelanjakan tapi tidak dikeluarkan untuk konsumsi merupakan tabungan masyarakat. Penggabungan antara tabungan masyarakat dan tabungan pemerintah dapat membentuk tabungan nasional yang merupakan sumber dana investasi. Untuk mendapatkan gambaran fungsional tabungan dan konsumsi digunakan suatu fungsi yaitu fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
2.2 Pengaruh Tabungan Terhadap Pembangunan
Ekonomi
Dalam perekonomian suatu Negara,tabungan dan investasi
merupakan indicator yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang termasuk di dalamnya
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, memiliki dana yang cukup besar. Tetapi
di sisi lain, usaha pengerahan sumber dana dalam negeri untuk membiayai
pembangunan menghadapi kendala dalam pembentukan modal bauik yang bersumber
dari penerimaan pemerintah yaitu ekspor barang dan jasa ke luar negeri, ataupun
penerimaan pemerintah melalui instrument pajak.
Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu
variable makro ekonomi. Dalam identitas pendapatan nasional menurut pendekatan
pengeluaran, variable ini lazim dilambangkan dengan huruf C, ini dari kata consumption.
Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari pendapatannya yang
dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan, lazim
dilambangkan dengan huruf S, inisial dari kata saving. Apabila
pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu Negara dijumlahkan,
maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat Negara yang bersangkutan.
Dilain
pihak jika tabungan semua orang di suatu Negara dijumlahkan, maka hasilnya
adalah tabungan masyarakat Negara tersebut. Selanjutnya, tabungan masyarakat
bersama-sama dengan tabungan pemerintah membentuk tabungan nasional. Yang
terakhir ini, tabungan nasional merupakan sumber dana investasi.
Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya.
Secara makroagregat, pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan
pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan, semakin besar pula penggeluaran
konsumsi. Perilaku tabungan juga begitu. Jadi, bila pendapatan bertambah, baik
konsumsi maupun tabungan akan sama-sama bertambah. Perbandingan besarnya
tambahan pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan disebut hasrat
marjinal untuk berkonsumsi ( marginal propensity to consume, MPC ). Sedangkan
nisbah besarnya tambahan tabungan terhadap pendapatan dinamakan hasrat marjinal
untuk menabung ( marginal propensity to save, MPS ). Pada masyarakat yang
kehidupan ekonominya relative belum mapan, biasanya angka MPC mereka relative
besar, sementara angka MPS mereka relative kecil. Artinya, jika mereka
memperoleh tambahan pendapatan, maka sebagian besar tamabhan pendapatan itu
akan teralokasikan untuk konsumsi. Hal sebaliknya berlaku pada masyarakat yang
kehidupan ekonominya sudah relative lebih mapan.
Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsure pokok yaitu
pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang diperlukan atau dikehendaki.
Apabila jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh seseorang berubah maka
jumlah barang yang diminta juga akan berubah. Demikian pula halnya harga barang
yang dikehendaki juga berubah. Secara matematis pengaruh perubahan harga dan
pendapatan bersama-sama terhadap jumlah barang yang diminta dapat diketahui
secara serentak.
Krisis ekonomi Indonesia yang melanda Indonesia pada
pertengahan tahun 1997 yang kemudian menjadi krisis multidimensi berdampak
kondisi Indonesia secara umum tidak hanya terhadap sector ekonomi saja. Nilai
tukar rupiah yang terdepresiasi sangat tajam, inflasi yang tinggi, menurunnya
kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia, merupakan beberapa akibat dari krisis ekonomi tersebut. Lambat laun,
dengan beberapa kali perubahan struktur politik dan penerapan
kebijakan-kebjakan oleh pemerintah, kondisi Indonesia menunjukan perubahan yang
lebih baik dan kondisi perekonomian yang stabil.
Di
indonesia untuk membiayai pembangunan nasional yang mencakup investasi
domestic, sumber dananya dapat besumber dari tabungan nasional dan pinjaman
luar negeri. Namun, karena terbatasnya jumlah dana serta pinjaman yang
diperoleh dari luar negeri, maka diperlukan tabungan nasional yang lebih tinggi
sebagai sumber dana yang utama.
Hollis Chenery dan beberapa penulis lainnya telah
mengenalkan pendekatan ‘dua-jurang’ pada pembangunan ekonomi. Dasar
pemikirannya, ‘jurang tabungan dan ‘jurang devisa’ merupakan dua kendala yang
terpisah dan berdiri sendiri pada pencapaian target tingkat pertumbuhan di
Negara berkembang. Chenery melihat bantuan luar negeri sebagai suatu cara untuk
menutupi kedua jurang tersebut dalam rangka mencapai laju pertumbuhan ekonomi
yang di targetkan. Sumitro menjelaskan bahwa kekurangan didalam perimbangan
antara tabungan nasional dan investasi harus di tutup dengan pemasukan modal
dari luar yang berasal dari tabungan oleh kalangan luar negeri.
Akan tetapi Hutang luar negeri membawa dampak langsung dan
dampak total yang negatif terhadap tabungan domestik. Selain itu penggunaan
bantuan luar negeri tidak efektif dalam menopang proses pembangunan. Hal ini
ditandai denganpengaruhnya tabungan domestik dengan menjadi substitusi atas
tabungan domestic itu sendiri sehingga keberadaaan tabungan domestik menjadi
tidak efektif dalam pembiayaan pembangunan. Utang luar negeri tampaknya masih
akan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari ekonomi Indonesia untuk jangka waktu yang lama.
Masalah-masalah yang menyebabkan mengelembungnya utang luar negeri, seperti
besarnya utang yang disepakati current account yang terus menjadi defisit
dankebutuhan dana untuk membangun yang besar membuat hutang luar negeri tidak
dapat dihindari. Namun demikian, perlu adanya optimisme untuk mengatasi masalah
utang luar negeri dan dampak negatifnya
2.3 Peran tabungan dalam meningkatakan
pembangunan ekonomi di Indonesia
Mengikuti kerangka berpikir dari
model Harrod – Domar, di dalam suatu ekonomi tertutup ( tanpas sektor luar
negeri ) dalam kondisi full employment, dan tanpa mobilitas capital, tabungan
menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, yang mekanismenya lewat
pertumbuhan investasi. Oleh karena itu investasi dapat dikatakan sebagai fungsi
dari tabungan I = f (S) . Semakin tinggi tingkat tabungan yang dapat diciptakan
semakin besar kemampuan Negara untuk melakukan investasi. Selanjutnya,
peningkatan investasi menambah lebih banyak lagi capital dan lewat proses
multiplier menghasilkan laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan
perkapita yang lebih tinggi. Dengan rasio S/Y tetap tidak berubah. Peningkatan pendapatan
menambah kemampuan masyarakat untuk menabung dan seterusnya
Namun studi-studi empiris yang ada menunjukan adanya
hubungan postif antara tabungan dan investasi. Hal ini didasarkan kepada
beberapa alasan. Pertama peningkatan produktivitas dan shocks lainnya
memberikan efek yang sama terhadap tabungan dan investasi yang diinginkan.
Sekalipundalam kondisi dimana mobilitas capital antar Negara sempurna. Kedua
peningkatan tabungan dosmetik akan membuat dosmetik akan membuat investasi
meningkat. Ketiga melindungi sumber pajak domestic dan neraca pembayaran luar
negeri ( Balance Of Payment = BOP )sehingga mengurangi kemungkinan deficit BOP.
Terakhir biaya transaksi yang tinggi untuk membeli sekuritas dan investasi di
luar negeri. Risiko perubahan nilai tukar, dan keterbatasan informasi antar
Negara mengenai investasi membuat tabungan dosmetik tidak begitu saja lari ke
luar negeri untuk maksud investasi.
Hubungan antara pertumbuhan GDP dan
tingkat tabungan tidak hanya positif tetapi juga signifikan. Dengan kemajuan
teknologi dan akumulasi SDM( human capital )pertumbuhan ekonomi secara
permanen. Tabungan dan pendapatan mempunyai hubungan dua arah ( casual link ) :
pendapatan meningkat ⇒ tabungan meningkat ⇒ pertumbuhan ekonomi ⇒ pendapatan meningkat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tabungan
sendiri dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan tahun yang tidak dibelanjakan atau digunakan
untuk konsumsi . Sedangkan tabungan nasional adalah pendapatan total dalam
perekonomian yang tersisa setelah dipakai. Tabungan swasta terdiri atas
tabungan, yaitu tabungan perusahaan ( corporate saving ) dan tabungan rumah
tangga (household saving ).
Peran tabungan adalah seperti mengikuti kerangka berpikir
dari model Harrod – Domar, di dalam suatu ekonomi tertutup ( tanpas sektor luar
negeri ) dalam kondisi full employment, dan tanpa mobilitas capital, tabungan
menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, yang mekanismenya lewat
pertumbuhan investasi. Oleh karena itu investasi dapat dikatakan sebagai fungsi
dari tabungan I = f (S) . Semakin tinggi tingkat tabungan yang dapat diciptakan
semakin besar kemampuan Negara untuk melakukan investasi. Selanjutnya,
peningkatan investasi menambah lebih banyak lagi capital dan lewat proses
multiplier menghasilkan laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan
perkapita yang lebih tinggi. Dengan rasio S/Y tetap tidak berubah. Peningkatan pendapatan
menambah kemampuan masyarakat untuk menabung dan seterusnya.
3.2 Saran
Setelah disusunya makalah mengenai
saving dan perananya dalam pembagunan ekonomi, diharapkan dapat menambah
wawasan bagi mahasiswa khususnya didalam
mata kuliah pengantar pembangunan ekonomi. Begitu juga alangkah baiknya apabila
kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu
dan pengetahuan yang kita dapatkan semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA
Jhingan, M.L.1999.”Ekonomi
Pembangunan dan Perencanaan”, edisi Keenam Belas, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
No comments:
Post a Comment