Sunday 24 January 2016

Makalah Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud

                                                          BAB II
PEMBAHASAN


2.1   KARATERISTIK ASET TETAP

Perusahaaan membeli dan menggunakan berbagai aset tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin, gedung, tanah. Aset tetap (fixed asset)  adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang. Aset ini merupakan aset berwujud karena memiliki bentuk fisik. Aset ini dimilki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi.


PENGOLONGAN BIAYA

jika barang yang dibeli bersifat jangka panjang, maka barang tersebut harus dikapitalisasi. Artinya harus ditampilkan dineraca aset. Jika berjangka pendek, maka harus dilaporkan sebagai beban dilaporan laba rugi. Biaya yang dikapitalisai biasanya akan diharapkan akan habis dalam satu tahun. Jika aset yang digunakan untuk tujuan produktif, yang melibatkan kegunaan atau manfaat berulang, maka harus aset harus digolongkan sebagai aset tetap, seperti tanah, gedung atau peralatan. Suatu aset tidak perlu digunakan secara teratur untuk menjadi aset tetap. Sebagai contoh, peralatan yang siap digunakan pada saat terjadi kerusakan pada peralatan yang biasa dipakai atau pada saat periode penuh termasuk dalam aset tetap. Aset tetap yang telah ditinggalkan atau tidak digunakan lagi tidak dimasukkan dalam aset tetap.
Aset tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak ditawarkan untuk dijual kembali. Aset yang bersifat jangka panjang dan disimpan untuk dijual kembali tidak digolongkan sebagai aset tetap, tetapi harus disajikan di neraca dalam bagian Investasi. Sebagai contoh, tanah yang belum di kembangkan dan diperoleh sebagai investasi untuk disewakan dan dijual kembali akan digolongkan sebagai investasi, bukan tanah (aset tetap).




    BIAYA ASET TETAP 


Biaya perolehan aset tetap mencakup seluruh jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset hingga siap untuk digunakan. Sebagai contoh, biaya pengiriman dan biaya pemasangan peralatan dimasukkan sebagai bagian dari jumlah bagian aset. Biaya langsung yang berhubungan dengan pembangunan baru, seperti tenaga kerja, dan bahan baku harus di debit ke akun aset “pembangunan dalam proses”. Saat pembangunan telah selasai, biaya-biaya harus dipindahkan kembali dengan mengkreditkan akun pembangunan dalam proses dan mendebit akun aset tetap yang sesuai.
Biaya-biaya yang tidak perlu dan meningkatkan kegunaan aset dicatat sebagai beban contoh:
·         Kejahatan pengrusakan properti oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
·         Kesalahan pemasangan.
·         Pencurian yang tidak diasuransikan.
·         Kerusakan selama membuka kemasan mesin dan pemasanganya.


PENGELUARAN MODAL DAN PENDAPATAN

            Saat aset tetap diperoleh dan siap digunakan, pengeluaran dapat terjadi untuk perawatan dan pebaikan biasa. Sebagai tambahan, pengeluaran juga dapat terjadi untuk peningkatan nilai aset atau untuk pebaikan luar biasa yang dapat memperpanjang masa kegunaan aset. Pengeluaran yang berguna hanya untuk periode berjalan disebut pengeluaran pendapatan. Pengeluaran yang meningkatkan nilai aset atau memperpanjang masa kegunaan aset disebut pengeluaran modal.
            contoh biaya yang dikeluarkan sebagai berikut:
1.      GEDUNG
·         Honor arsitek.
·         Honor insiyur.
·         Biaya asuransi yang timbul masa pembagunan
·         Bunga dari pinjaman untuk mendanai pembangunan.
·         Pajak penjualan.
·         Modifikasi untuk pembanguan.


2.      MESIN DAN PERALATAN
·         Pajak penjualan.
·         Ongkos kirim.
·         Pemasangan.
·         Pemulihan kondisi.
·         Pemasangan komponen.
·         Pengurusan izin dari badan pemerintah.

3.      TANAH
·         Harga pembelian.
·         Pajak penjualan.
·         Biaya suvei.
·         Pajak properti.
·         Pengubahan kontur tanah.
·         Komisi untuk makelar.








SEWA ASET TETAP

           Sewa (lease) adalah perjanjian atau penggunaan aset selama periode tertentu. Sewa sering kali digunakan dalam bisnis sebagai contoh, kendaraan, komputer, peralatan kesehatan, gedung, bahkan pesawat terbang sering kali disewakan.
         Dua pihak dalam perjanjian sewa adalah pemberi sewa atau pihak yang menyewakan (lessor) dan penyewa (lesse). Pemberi sewa adalah pihak yang memiliki aset. penyewa adalah pihak yang diberi hak oleh penyewa untuk mengunakan aset. Penyewa berkewajiaban untuk melakukan pembayaran secala berkala selama masa sewa. Sewa akan dicatat oleh penyewa sebagai modal (capital lease)  atau sebagai sewa operasi (operating lease).
          Sewa modal (capital lease) dicatat ketika penyewa seolah-olah penyewa membeli aset yang bersangkutan. Penyewa mendebit akun aset sebesar nilai  pasar aset memgkredit akun kewajiban sewa jangka panjang. Kemudian aset dihapuskan sebagai beban (diamortisasi) selama masa sewa modal.
          Sewa yang tidak digolongkan sebagai sewa modal untuk tujuan akuntansi digolongkan sebagai sewa operasi (operating lease). Penyewa mencatat pembayaran dalam sewa operasi  dengan mendebit beban sewa dan mengkredit kas. Kewajiban sewa dimasa mendatang maupun hak dimasa mendatang untuk menggunakan aset yang disewa tidak diakui dalam akun-akun tersebut. Akan tetapi, penyewa harus mengungkapkan komitmen sewa dimasa mendatang di catatan atas laporan keuangan.


2.2    AKUNTANSI UNTUK PENYUSUTAN

          Seperti yang telah dibahas dibab-bab sebelumnya, tanah memiliki masa kegunaan yang tidak terbatas sehingga dapat menyediakan jasa yang tidak terbatas. Disisi lain aset tetap lainya seperti peralatan, gedung, dan pengembangan tanah kehilangan kemampunya untuk memberikan jasa seiring dengan berjalanya waktu. Akibatnya biaya peralatan, gedung, dan pengembangan tanah perlu dipindahkan keakun beban secara sistematis selama masa kegunaanya. Pemindahan biaya ke beban secara berkala semacam ini disebut penyusutan atau depresiasi (depreciation).

FAKTOR-FAKTOR DALAM PENYUSUTAN
       Terdapat tiga faktor yang menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode. Tiga faktor tersebut adalah (a) biaya awal aset tetap (b) masa kegunaan yang diharapkan, dan (c) estimasi nilai pada akhir masa kegunaanya. Faktor ketiga tersebut disebut nilai residu, atau nilai sisa.
        Nilai residu atau nilai sisa aset tetap pada akhir masa kegunaanya yang diharapkan harus diperkirakan pada saat aset disiapkan untuk menyediakan jasa. Jika aset tetap diharapkan tidak memilki atau memiliki sedikit nilai sedikit residu saat lagi dapat menyediakan jasa, maka biaya awal harus dibagi selama masa kegunaanya sebagai beban penyusutan. Akan tetapi jika aset tetap diharapkan memiliki nilai residu, disebut biaya aset yang dapat disusutkan (depreciable cost), menjadi jumlah yang dibagi selama masa kegunaan aset sebagai beban penyusutan.

METODE GARIS LURUS
Metode garis lurus (straigh line method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama untuk setiap tahun selama masa kegunaan aset. Dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
Biaya – estimasi nilai residu    = penyusutan tahunan
                               Estimasi masa kegunaan


METODE UNIT PRODUKSI
        Metode unit produksi (unit of production method) menghasilkan  jumlah beban penyusutan yang sama untuk setiap unit produksi atau setiap kapasitas yang digunakan oleh aset. Untuk menerapkan ini masa kegunaan aset dinyatakan dalam unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Kemudian jumlah beban untuk setiap periode akuntansi ditentukan dengan mengalihkan unit penyusutan dengan jumlah unit yang diproduksi atau digunakan selama masa periode tersebut. Sebagai contoh, diasumsikan sebuah mesin dengan biaya sebesar Rp24.000.000 dan estimasi nilai residu sebesar Rp2000.000 diharapkan memiliki estimasi masa kegunaan 10.000 jam operasi. Penyusutan untuk unit satu jam dihitung sebagai berikut,
Biaya Rp24.000.000 – estimasi nilai residu Rp2000.000   = penyusutan perjam Rp2.200
                         Estimasi 10.000 jam 
      
   Diasumsikan mesin beroperasi selama 2.100 jam dalam setahun maka penyusutan untuk tahun tersebut adalah Rp4.620.000 (Rp2.200 x 2.100 jam).


METODE SALDO MENURUN GANDA
       Metode saldo menurun ganda  (double declining balance method)  menghasilkan beban periodik yang semakin menurun selama estimasi masa kegunaan aset. Dalam penerapanya, tingkat saldo menurun ganda ditentukan dengan menggandakan tingkat garis lurus. Sebagai ilustrasi diasumsikan sebuah aset memiliki masa kegunaan lima tahun. Tingkat saldo menurun ganda sebesar 40% ditentukan sebagai berikut.
                           Tingkat saldo menurun ganda  =  tingkat garis lurus x 2
                                                                            =  (1/5) x 2 = 20% x 2
                                                                            = 40%





2.3    SUMBER DAYA ALAM

           Aset  tetap milik beberapa perusahaan meliputi kayu, bijih besi, mineral, atau sumber daya alam lainya. Karena perusahaan ini menghasilkan atau menambang dan menjual sumber daya alam tersebut, sebagian biaya perolehanya harus didebit keakun beban. Proses pemindahan biaya sumber daya alam ke akun beban disebut deplesi (deplition). Jumlah deplesi dihitung dengan mengalihkan jumlah yang dihasilkan selama periode tertentu dengan tingkat deplesi. Tingkat deplesi dihitung dengan membagi biaya kandungan mineral dengan estimasi jumlahnya.
           Perhitungan deplesi sama dengan perhitungan penyusutan unit produksi. Sebagai ilustrasi, diasumsikan perusahaan membayar Rp400.000.000 untuk hak menambang kandungan mineral sebanyak 1.000.000 ton bijih besi. Tingkat deplesinya adalah Rp400 per ton (Rp400.000.000/1.000.000 ton ). Jika 90 ton ditambang selama tahun berjalan, besarnya deplesi periodik adalah Rp36.000.000 (90.000 ton x Rp400).

Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat deplesi sebagai berikut.
des
31
Beban deplesi
36.000.000



    Akumulasi deplesi

36.000.000


        Mencatat deplesi kandunangan mineral



   Seperti akun akumulasi penyusutan, akumulasi deplesi merupakan akun aset kentra, yang dilaporkan dalam neraca sebagai pengurangan dari biaya kandungan mineral.






2.4  ASET TAK BERWUJUD

         Hak paten, hak cipta, merk dagang, dan goodwill merupakan aset jangka panjang yang berguna dalam kegiatan operasi perusahaan dan tidak ditujukan untuk dijual. Aset-aset ini diebut aset tak berwujud (intagible assets) karena tidak memiliki bentuk fisik.
          Prinsip akuntansi dasar untuk aset tak berwujud sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya untuk aset tetap. Pertimbangan utama adalah menentukan (1) biaya awal dan (2) amortisasi (amortization) jumlah biaya yang dipindahkan ke beban. Amortisasi terjadi karena berjalanya waktu atau penurunan kegunaan aset tak berwujud.




HAK PATEN

     Perusahaan dapat memperoleh hak ekslusif umtuk menghasilkan dan menjual barang dengan satu keunikan atau lebih. Hak semacam ini disebut hak paten, yang diterbitkan oleh pemerintah kepada penemu dengan masa kegunaan 20 tahun. Hukum hak paten    No  14/2001     juga membedakan hak paten untuk penemuan sederhana maupun penemuan yang lebih canggih. Untuk penemuan sederhana, hak paten hanya dapat dipergunakan 10 tahun. Suatu perusahaan dapat membeli hak paten dari perusahaan lainya, atau dapat memperoleh hak paten yang dikembangkan oleh bagian riset dan pengembanganya.
      Biaya awal dalam hak paten yang dibeli, mencakup imbalan jasa hukum yang terkait, dan didebit ke akun aset. Biaya ini dihapuskan, diamortisasi, selama estimasi masa kegunaan hak paten, periode waktu tersebut dapat kurang dari sisa masa hak paten secara hukum. Estimasi masa kegunaan hak paten juga dapat berubah karena perubahan teknologi atau perubahan selera konsumen.
     Metode garis lurus biasanya digunakan untuk menentukan amortisasi periodik. Amortisasi dicatat dengan mendebit akun beban dan mengkredit akun hak paten secara langsung. Akun aset kontra terpisah biasanya tidak digunakan dalam aset tak berwujud.



HAK CIPTA DAN MEREK DAGANG  

   Hak ekslusif untuk menerbitkan dan menjual karya tulis, materi artistik, atau komposisi musikal diberikan dalam bentuk hak cipta (copyright) . hak cipta diterbitkan oleh pemerintah dan diperpanjang sampai 50 tahun setelah kematiam penggarangnya  (Hukum Hak Cipta No.    19/2002). Biaya hak meliputi seluruh biaya menciptakan karya ditambah biaya administrasi atau hukum mendapatkan hak tersebut. Hak cipta yang dibeli dari pihak lain harus dicatat pada harga pembelianya. Hak tersebut diamortisasi selama masa estimasi masa kegunaanya. Sebagai contoh, perusahaan Sony Amerika menetapkan kebijakan amortisasi berikut untuk menghargai aset tak berwujud berupa materi artistik dan musiknya.
Aset tak berwujud, yang kebanyakan terdiri dari kontrak artis dan katalog musik, diamortisasi sesuai dengan dasar garis lurus masing-masing selama 16 dan 21 tahun

       Merek dagang (trademark) adalah nama, istilah, atau simbol yang digunakan untuk mengenali suatu perusahaan dan produknya. Logo Coke berwarna merah dan putih milik The Coca Cola Company adalah salah satu merek dagang. Kebanyakan perusahaan mengindentifikasi merek dagangnya dengan tanda ® dalam iklan dan produknya. Dalam undang-undang merek dagang  No.  15/2001, perusahaan dapat melindungi merek dagangnya agar tidak digunakan perusahaan lain dengan mendaftarkan merek dagang tersebut untuk masa penggunaan 10 tahun dan memperpanjang untuk periode 10 tahun berikutnya. Seperti hak cipta, biaya hukum untuk mendaftarkan merek dagang ke kantor pemerintah dicatat sebagai aset. Jadi merek dagang Coca Cola merupakan aset yang sangat beharga, aset ini ditampilkan dineraca,karena nilai biaya hukum untuk penetapan merek dagang tidak besar. Akan tetapi, jika merek dagang dibeli dari perusahaan lain, biaya pembelianya dicatat sebagai aset.



GOODWILL

    Dalam perusahaan goodwill mengacu pada aset tak berwujud milik perusahaan yang dihasilkan oleh faktor-faktor yang menguntungkan seperti lokasi, mutu produk, reputasi dan keahlian manajerial. Goodwill memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan tingkat pengembalian tingkat investasi yang sering kali melebihi tingkat normal perusahaanlain dalam bisnis yang sama.
      Prinsip akuntansi berterima umum memperoleh goodwill dicatat dalam akun hanya jika dapat ditentukan secara objektif oleh suatu transaksi. Contoh transaksi yang dimaksud adalah pembelian perusahaan pada harga diatas aset bersih (aset-kewajiban) perusahaan yang diperoleh.standart akuntansi indonesia mengizinkan goodwill diamortisasi selama tidak lebih dari lima tahun. Periode amortisasi lebih dari 5 tahun, tetapi tidak lebih dari 20 tahun, dimungkinkan jika perusahaan dapat memberikan penjelasan yang dapat diterima. Saldo akun goodwill juga dapat dievaluasi pada setiap tanggal neraca untuk indikasi nilai, maka perusahaan harus melakukan penyesuaian untuk menurunkan nilai goodwill. Jumlah penurunan dibebankan pada periode yang bersangkutan dan tidak dapat dibalik dimasa mendatang (tidak ada penyesuaian untuk menaikan nilai goodwill).








BAB III
CONTOH SO’AL dan JAWABAN

1.      Peralatan yang diperoleh pada awal tahun dengan biaya Rp125.000.000, memiliki estimasi nilai residu sebesar Rp5000.000 dan estimasi masa kegunaan 10 tahun.hitunglah. (a) biaya yang disusutkan, (b) tingkat penyusutan garis lurus, dan (c) beban penyusutan garis lurus tahunan.

Jawab: a. Rp120.000.000 (Rp125.000.000.000 – Rp5000.000)
b.10% = 1/10
c. Rp12.000.000 (Rp120.000.000 x 10%) atau (Rp120.000.000/10 tahun)

2.      Peralatan yang diperoleh dengan biaya Rp180.000.000 memiliki estimasi nilai residu sebesar Rp10.000.000, estimasi masa kegunaan 40.000 jam, dan beroperasi selama 3.6000 jam dalam setahun, hitunglah (a) biaya yang dapat disusutkan, (b) tingkat penyusutan, dan (c) beban penyusutan unit produksi untuk satu tahun.

Jawab: a.Rp170.000.000 (Rp180.000.000 – Rp10.000.000)
b.Rp4.250 perjam  (Rp170.000.000/40.000 jam)
                              c.Rp15.300.000 (3.600 jam x Rp4.250).
                                  
3.      Peralatan yang diperoleh pada awal tahun dengan biaya Rp125.000.000  memiliki estimasi nilai residu sebesar Rp5.000.000 dan estimasi masa kegunaan 10 tahun. Tentukan (a) biaya yang dapat disusutka, (b) tingkat penyusutan saldo menurun ganda, dan (c) tingkat saldo menurun ganda di tahun pertama.
                
           Jawab : a. Rp120.000.000 (Rp125.000.000-Rp5.000.000)
             b. 20% [(1/10) x 2]
             c. Rp.25.000.000 (Rp125.000.000 x 20%)

4.      PT. AHSAY .Tbk   mendapatkan hak untuk menambang mineral senilai Rp45.000.000 .000. estimasi kandungan mineral tersebut adalah sebanyak 50.000.000 ton. Selama tahun berjalan mineral sebanyak 12.600.000 ton telah di tambang dan dijual.(a) hitung deplesi per ton (b) hitung jumlah beban deplesi untuk tahun berjalan (c) buatlah ayat jurnal untuk mencatat beban deplesi per 31 desember.
                Jawab:   a. Rp900 per ton = Rp45.000.000.000/50.000.000 ton
                  b. Rp11.340.000.000 = (12.600.000 ton x Rp900 per ton)
                  c. 31 Des     beban deplesi................................11.340.000.000
                                               akumulasi deplesi........................................11.340.000.000
                                              mencatat deplesi kandungan mineral 





















BAB IV
PENUTUP

4.1       KESIMPULAN
Setelah mengupas beberapa masalah seputar aset tetap dan aset tak berwujud, dapat disimpulkan bahwa aset  tetap  adalah aset-aset  yang berwujud yang sifatnya relatif permanen/panjang yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Seperti, mesin, peralatan, tanah, dan lain-lain. Sedangkan aset tak bewujud  adalah aset tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan, tetapi berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan, seperti hak paten, merek dagang, hak cipta,.



4.2       SARAN
Setelah disusunnya makalah mengenai aset tetap  dan aset tak berwujud, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar akuntansi 2. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.



 DAFTAR PUSTAKA



Soepriyanto, Gatot dkk.2010.Pengantar Akuntansi 2. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat

No comments:

Post a Comment