BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peluang untuk memulai suatu usaha sebenarnya ada di
sekeliling kita, hanya saja ada individu yang bisa melihatnya sebagai sebuah
peluang untuk memulai suatu usaha dan ada juga yang tidak bisa melihatnya. Hal
ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya faktor informasi yang dimiliki.
Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada saat orang lain
tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh
pengalaman hidup dan hubungan sosial.
Di samping pengaruh lingkungan hidup dan sosial
tersebut, sebagai wirausaha kita juga dituntut mempunyai keberanian unutuk
menanggung kemungkinan problematika dan resiko yang akan didapat setelah
merintis usaha tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara merintis usaha?
2.
Problematika apa sajakah yang
ditimbulkan ketika merintis usaha?
C. Tujuan
Masalah
1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara merintis usaha dan
mengatasi berbagai problematika yang ditimbulkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ide Merintis Usaha Baru
Beberapa
penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya ide
pendirian bisnis berskala kecil. National
Federation of Independent Business Foundation, menemukan bahwa
“pengalaman kerja terdahulu” menyebabkan
45% ide baru. “Minat pribadi” berjumlah 16% dari total penelitian, dan
“munculnya kesempatan” berjumlah 11%.
Longenecker, et. all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber
ide awal pendirian usaha baru, perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat
berasal dari:
1) pengalaman
pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman
pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari
pekerjaan yang terakhir maupun sekarang seringkali membuat seseorang untuk
melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki
pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda.
2) minat
Kadangkala minat tumbuh di luar
statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis. Misalnya, seorang murid yang suka
berolahraga ski mungkin dapat memulai bisnis penyewaan alat-alat ski. Dengan
demikian, ia mendapatkan penghasilan dari kegiatan yang dia senangi.
3) penemuan secara
tidak sengaja
Penemuan secara tidak sengaja melibatkan
sesuatu yang disebut serendipitas (kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis
kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.
4)
relasi atau
bisnis keluarga
Ada pepatah
bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi. Relasi adakalanya
kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara bersama maupun
mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau tidak mau, anak
dan keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis. Sekali waktu anak dan
anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang apabila diterapkan akan
berjalan.
5) pencarian ide
dengan penuh pertimbangan
Sebuah ide awal dapat muncul dari
percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha
pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang
kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis
baru akan lebih dapat menerima ide baru dari berbagai sumber. Majalah dan
tabloid lainnya merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide awal. Salah
satu cara membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas wirausaha
lain.
Ide awal kadang
membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk penyaringan dan testing. Hampir
seluruh ide apa pun membutuhkan studi yang hati-hati dan modifikasi sebagai
pembukaan untuk pendekatan bisnis.
B.
Alasan Mendirikan Usaha Baru
Berikut ini beberapa alasan orang-orang ingin mendirikan
usaha baru:
1) Menampilkan
penemuan terbaru atau barang / jasa terbaru yang dikembangkan
2) Mengambil
keuntungan dari lokasi, peralatan, produk atau layanan, pekerjaan , pemasok,
dan bankir yang ideal.
3) Menghindari
pendahuluan yang tidak diinginkan, kebijaksanaan proses, dan ikatan sah dari
perusahaan yang ada. Preseden, kebijakan, prosedur, komitmen hukum dari
perusahaan yang sudah ada yang tidak diinginkan.
C. Cara Memasuki Usaha
Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana
usaha kecil wirausaha dapat memilih dan melakukan tiga cara yang dapat
dilakukan oleh seseorang apabila ingin memulai suatu usaha atau memasuki dunia
usaha yaitu :
1)
merintis usaha baru
Memulai usaha dimulai
dari ide dasar yang kuat, bisa diwujudkan dan penuh pertimbangan sera muncul
karena kreativitas dan inovasi. Merintis udaha baru dimulai dengan adanya ide
dasar (longenecer, et. all, 2001);
·
ide awal penyediaan produk yang sudah ada, tapi belum
tersedia pasar bagi konsumen
·
ide awal yang melibatkan teknologi baru, yang didasarkan
bagi penyediaan produk baru pada konsumen
·
ide awal yang didasarkan pada penyediaan produk yang
telah diperbarui bagi konsumen
Merintis usaha baru
perlu memperhatikan beberapa hal penting agar usaha tersebut mampu tumbuh dan
berkembang dalam jangka panjang. Hal penting tersebut adalah:
·
bidang, jenis usaha yang dimasuki
·
bentuk usaha dan kepemilikan
·
tempat usaha yang dipilih
·
organisasi usaha
·
jaminan usaha
·
lingkungan usaha yang berpengaruh.
Secara
umum, ada 3 (tiga) bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu:
·
perusahaan milik
sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola
sendiri oleh seseorang
·
persekutuan (partnership),
suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama
menjalankan usaha bersama
·
perusahaan berbadan
hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum
dengan modal saham-saham.
2)
membeli perusahaan lain
Adakalanya wirausaha menjual usaha kepada wirausaha lain
karena suatu hal. Wirausaha yang akan melakukan pembelian perlu
mempertimbangkan resiko-resikonya dan harus dilakukan dengan hati-hati. Banyak
alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada
mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
·
resiko lebih rendah
·
lebih mudah dalam
memasuki dunia usaha
·
memiliki peluang
untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar.
Tahap logis dan
metodologis yang dapat dilakukan pembeli usaha untuk mengurangi risiko kerugian
adalah:
·
analisis kemampuan, keterampilan, dan minat
·
buat daftar calon potensial, dan membatasi hanya pada
satu perusahaan. Hal tersebut digunakan untuk bahan referensi dalam mengambil
segala keputusan yang berhubungan dengan pembelian usaha tersebut.
·
periksa dan teliti calon-calon usaha yang akan dibeli
·
evaluasi keuangan, apakah dana cukup untuuk membeli usaha
tersebut
·
pastikan peralihan kepemilikan dengan benar dan sah.
Untuk menghindari
kerugian yang sangat mahal, seorang wirausaha harus memperhatikan hal-hal
kritis dalam analisis pembelian seperti berikut:
·
alasan pemilik menjual sebuah usaha
·
bagaimana kondisi fisik perusahaan
·
potensi produk dan jasa yang dihasilkan
·
aspek legal yang perlu diperhatikan
·
kondisi keuangan masa sebelumnya, kini, dan prospek masa
depan.
Membeli bisnis yang
sudah ada apabila dilakukan dengan pengamatan sampai implementasi pembelian
dengan tepat akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti:
·
apabila sebelumnya perusahaan sudah berhasil, maka dimungkinkan
ke depan dapat terus berhasil
·
bisnis yang sudah ada mungkin telah berada pada lokasi
yang baik
·
sudah memiliki karyawan, peralatan, persediaan,
pelanggan, dan pemasok
·
pemilik baru dapat langsung menjalankan bisnis
·
pemilik baru dapat memanfaatkan pengalaman pemilik
sebelumnya.
Namun tidak selamanya
membeli perusahaan lain mendatangkan keuntungan. Berikut beberapa kelemahan
dari membeli usaha:
·
ada kecenderungan nilai perusahaan rendah
·
pemilik lama mungkin sudah menciptakan citra buruk
·
karyawan lama mungkin tidak sesuai dengan perubahan
pemilik baru
·
lokasi, fasilitas, persediaan mungkin sudah usang
·
perubahan dan inovasi sulit dijalankan
3)
waralaba
Waralaba adalah suatu
sistem distribusi di mana pemilik bisnis semi mandiri membayar iuran dan
royalti kepada perusahaan induk untuk menjual produk/jasa dengan menggunakan
format sistem bisnisnya. Waralaba menjadi alternatif memulai usaha yang banyak
diminati saat ini karena berbagai alasan seperti mudah pendiriannya, iklan
bersama, nama sudah dikenal, dan lain-lain.
Permasalahan umum yang
terjadi di Indonesia yaitu masalah posisi, sebagian besar wirausaha hanya
berstatus pnerima waralaba dari pada pemberi waralaba. Wirausahawan yang akan
memulai usaha waralaba perlu mengetahui dengan teliti aturan-aturan perjanjian
kerjasama yang akan dibuat. Beberapa kuntungan membeli waralaba yaitu:
·
adanya dukungan dan pelatihan manajemen
·
daya tarik merk dan mutu produk dan jasa yang baik
·
program iklan berskala nasional
·
mendapat bantuan keuangan
·
kekuatan membeli terpusat dan ada perlindungan teritorial
·
peluang berhasil lebih besar
Sedangkan kelemahan
membeli waralaba antara lain:
·
adanya iuran waralaba dan pembagian keuntungan
·
sepenuhnya mengikuti operasi standart dan kurang
kebebasan
·
batasan dalam pembelian dan lini produk terbatas
·
program pelatihan yang tidak memuaskan
D.
Problematika yang sering
dialami ketika merintis usaha
Sebagian besar orang masih
merasa sulit untuk merintis sebuah usaha. Berbagai alasan selalu menjadi
penghalang kita untuk mulai melangkah merintis usaha, problematika itu antara lain:
1. Kesulitan modal
Banyak orang yang ingin membuka usaha, namun tidak
adanya modal selalu menjadi hambatan bagi mereka untuk mencoba peluang usaha
yang ada. Untuk mengatasi kesulitan modal, kita dapat mencari partner kerja
atau mengajukan pinjaman kepada beberapa lembaga keuangan yang melayani masalah
permodalan usaha maupun meminjam pada kerabat kita yang dapat membantu.
Sebelum kita mengajukan pinjaman maupun mencari
partner kerja, sebaiknya buat proposal usaha dengan rincian modal yang
dibutuhkan. Sehingga calon partner kerja maupun kerabat kita yang ingin
memberikan bantuan modal, lebih percaya serta tidak ragu lagi dengan usaha yang
akan kita jalankan.
2. Krisis skill maupun
percaya diri
Selain kesulitan modal, kurangnya skill membuat seseorang merasa tidak percaya diri untuk
memulai sebuah usaha. Untuk meningkatkan rasa percaya diri kita untuk membuka
usaha sesuai skill Anda, pertama – tama tulis prestasi atau kelebihan
yang ada pada diri kita. Jika sudah mengetahui skill kita
di bidang tertentu, kita tinggal meningkatkan kemampuan dengan belajar dari
buku, belajar melalui orang yang lebih ahli atau bisa juga belajar dengan
mengikuti beberapa kursus.
Jika skill kita masih kurang, tidak perlu berkecil hati karena kita
juga bisa menggandeng partner atau mencari SDM yang terampil dan sudah ahli di bidang
tersebut. Jadi kita dapat menjalankan usaha sekalian belajar meningkatkan skill kita.
3. Masalah jaringan untuk pemasaran
Setelah usaha berhasil dibangun, kesulitan berikutnya
yang sering dihadapi para pelaku bisnis adalah kurangnya jaringan sehingga
pemasaran yang dilakukan pun juga terbatas. Sebaiknya untuk membangun jaringan,
kita bisa memulainya dari orang – orang yang sering berinteraksi dengan kita.
Mulai dari rekan kerja, tetangga, kerabat, maupun relasi – relasi kerja yang
pernah menjadi partner kita. Tawarkan kelebihan dan prospek usaha Anda, agar
mereka bersedia menjalin kerjasama dengan bisnis kita.
Disamping itu kita juga bisa membuka jaringan pemasaran dengan
berbagai perusahaan besar untuk membantu memasarkan usaha kita. Misalnya saja
bekerja sama dengan advertising company untuk
membantu mempromosikan produk kita.
4. Rasa takut akan adanya kegagalan
Kegagalan dan kerugian menjadi momok besar bagi para pelaku usaha jika kita tidak berani
melawan rasa takut tersebut maka usaha kita tidak akan berkembang. Lawan rasa
takut itu dengan melakukan apa yang kita takutkan, jalankan usaha kita dengan
fokus dan ketekunan kita. Karena segala tantangan dan hambatan dalam
menjalankan usaha dapat diselesaikan jika Anda fokus dalam menjalankan usaha
kita.
Tidak ada kesulitan yang
tidak dapat diselesaikan, untuk itu jangan pernah takut dan ragu untuk membuka
sebuah usaha. Kesuksesan usaha kita tergantung dari niat, tekad dan usaha kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Longenecker, et.
all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian usaha baru,
perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari:
1. Pengalaman
pribadi
2. Minat.
3. penemuan secara
tidak sengaja.
4.
relasi atau
bisnis keluarga.
5. pencarian ide
dengan penuh pertimbangan.
Problematika yang sering timbul ketika
merintis usaha yaitu:
1. Kesulitan modal.
2.
Krisis skill maupun kepercayaan diri.
3.
Masalah jaringan untuk pemasaran.
4.
Rasa takut akan kegagalan.
B. Saran
Merintis usaha memang
bukanlah hal mudah karena akan menimbulkan berbagai problematika tetapi kalau kita punya niat, kerja keras dan tekad yang kuat, problematika tersebut akan
bisa teratasi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.fyse.org/blog/wp-content/uploads/2010/01/business-plan1
http://www.google.co.id/imglanding?q=motivasi+membuka+usaha
No comments:
Post a Comment