Sunday 24 January 2016

OBROLAN SOR-BAUJAN

OBROLAN SOR-BAUJAN

Pembicaraan tingkat tinggi antara Salik dan Matin di sor baujan (bawah pohon trembesi). Bila tak suka jangan dibaca, bila suka sebarkan pada yang lain.
Salik (S): Bro, kapan kita tak perlu berdzikir? Saya capek mengikuti nasihatmu. Dzikir lagi...dzikir lagi, gak selesai-selesai!
Matin (M): Kalau nggak mau berdzikir lagi, mati saja!
S: Oo. Jangan marah.
M: Huh... siapa marah?!
S: Ciyus?
M: Ciyus...
S: Mi apa?
M: Mikirin kamu yang gak paham-paham. Berdzikir kepada Allah itu memang batasnya sampai kita mati.Di akhirat tak perlu dzikir, tak perlu shalat.
S: OK. Kalau begitu ke kamar mandi juga kita berdzikir?
M: Ya. Harus!
S: Heh...! Hati-hati ngomong! Ini ajaran apa?
M: Ajaran agama kita lah! Yang gak boleh dan tidak sopan itu kalau kamu dzikir keras-keras di kamar mandi. Dzikir itu kan menghidupkan hati untuk terus mengingat Allah kapan pun dan dimana pun. Masak baru dapat nikmat ngeden saja, kamu sudah lupa Tuhan?!
S: Hahahaha. Lucu juga lo!
M: Kita bisa berdzikir sambil jalan, naik mobil, nyetir motor, nyangkul, pokoknya kapan pun. Hidupkan hati dengan asma Allah dengan cipta rasamu. Ini salah satu olah batin, riyadhah!
S: OK. Saya paham. Tapi, boleh tanya yang agak jorok gak? Hehehe
M: Silahkan! Keluarkan kotoran dari otakmu itu sekarang!
S: Kalau sambil bersetubuh dengan istri berdzikir juga?
M: Harus dong! Rasul saja menyuruh kita untuk berdoa dulu sebelum memulai, itu artinya pekerjaan tersebut harus dijaga, jangan sampai kemasukan setan. Hubungan seks dengan istri adalah ibadah. Masak saat mendapat kenikmatan kamu sudah tidak ingat Tuhan.
S: Waktu sedang "begituan" dengan istri harus dzikir?
M: Itu tambah enak. Jangan sebut nama selain Tuhan, sebab bisa kemasukan setan. Malah seks adalah salah satu kenikmatan terbesar yang diberikan Tuhan di dunia. Itu kata Ibnu Arabi.
S: Terus?
M: Jadi, kalau kita dapat menyatukan cipta rasa ragawi dan batiniah untuk mengingat dan mengabdi kepada Allah, maka hubungan seks antara suami-istri akan semakin nikmat dan nikmat.
S: Mengapa menjadi bertambah nikmatnya?
M: Jelas bertambah. Sebab, saat orgasme seluruh tubuh kita terangsang, pikiran, perasaan bergelora, jika pada saat itu disatukan dengan batin kita yang tertuju pada rasa syukur, niat ibadah, memuji dan mengagungkan-Nya, maka pasti terasa nikmat.
S: hebat! Hebat! (Sambil pergi meninggalkan sor baujan)
M: Heh, kemana lo?
S: Saya pulang dulu, Bro. Kasihan istri di rumah, belum dinafkahi.

No comments:

Post a Comment