Sunday 24 January 2016

Makalah Saving dan Perananya dalam Meningkatkan Pembangunan Ekonomi

BAB I
   PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
     Pertumbuhan ekonomi disebuah negara adalah masalah perekonomian jangka panjang. Selain itu pertumbuhan ekonomi disuatu negara, juga bisa dijadikan alat ukur untuk melihat atau mengukur atau menganalisa tingkat perkembangan perekonomian dinegara tersebut.
Pertumbuhan ekonomi disuatu negara bisa disebabkan oleh banyak faktor. Bagi negara – negara maju, mereka bisa mengandalkan hasil produksi barang dan jasa mereka, tapi tidak menutup kemungkinan pula adanya pinjaman yang mereka lakukan serta adanya saving ataupun  investasi. Tapi bagi negara – negara yang sedang berkembang tentu saja akan sulit atau bisa dikatakan tidak mudah jika harus mengandalkan faktor produksi barang dan jasa, maka dari itu faktor – faktor lain sangat menentukan, seperti halnya saving, pinjaman dan investasi.
Menurut Sadono Sukirno (2004) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara /daerah. Dan menurut metode pengeluaran dalam penghitungan pendapatan nasional, salah satu jenis agregatnya adalah saving

1.2  Rumusan Masalah
            1. Apa pengertian dari Tabungan?
            2. Apa pengaruh tabungan terhadap pembagunan ekonomi?
            3. Apa peran tabungan  dalam meningkatkan pembagunan ekonomi?

1.3   Tujuan Masalah
            Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari  tabungan (saving) dan perananya dalam meningkatkan pembagunan ekonomi.

          BAB II
    PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Tabungan
Tabungan sendiri dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan tahun yang tidak dibelanjakan atau digunakan untuk konsumsi . Sedangkan tabungan nasional adalah pendapatan total dalam perekonomian yang tersisa setelah dipakai. Tabungan swasta terdiri atas tabungan, yaitu tabungan perusahaan ( corporate saving ) dan tabungan rumah tangga (household saving ). Di Negara-negara berkembang, tabungan swasta domestik mempunyai peranan yang besar dalam mendukung pembentukan modal, dimana utamanya berasal dari tabungan rumah tangga, selain dari tabungan perusahaan. Tabungan pada umumnya mempunyai peranan lebih kecil di Negara berkembang ditambah hukum yang lemah sehingga tidak kondusif untuk dunia usaha
Dengan adanya tabungan memungkinkan terjadinya penanaman modal, dimana penanaman modal akan memperbesar kapasitas produksi perekonomian. Proses pembentukan modal ini berjalan melalui tingkatan
1.       kenaikan volume tabungan nyata yang langsung tergantung kepada kemauan dan kemampuan dan untuk menabung
2.      keberadaan lembaga kredit dan keuangan untuk menggalakan dan menyalurkan tabungan
3.      penggunaan tabungan untuk tujuan investasi dalam barang-barang modal oleh perusahaan.
Tabungan  juga dapat didefinisikan sebagai pendapatan  yang tidak di belanjakan atau tidak digunakan untuk konsumsi terdapat beberapa jenis tabungan di antaranya tabungan khusus dan tabungan umum sedangkan tabungan nasional adalah pendapatan total dalam perekonomian yang tersisa setelah di pakai. Jenis-jenis tabungan nasional yaitu tabungan swasta dan tabungan publik. Tabungan swasta adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah rumah tangga membayar pajak dan konsumsi. Tabungan swasta terdiri atas dua tabungan yaitu tabungan perusahaan dan tabungan rumah tangga.     Tabungan public adalah pendapatan pajak yang tersisa pada pemerintah setelah di kurangi pengeluaran pemerintah. Dengan adanya tabungan memungkinkan terjadinya penanaman modal, dimana penanaman modal akan memperbesar kapasitas produksi ekonomi ( tanpa sector luar negeri ) dalam kondisi full employmrnt dan tanpa mobilitas capital, tabungan menjadi penting bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yang mekanismeny lewat pertumbuhan investasi.
Pengeluaran konsumsi masyarakat di Indonesia dewasa ini semakin besar tergunakan untuk keperluan pembentukan modal atau investasi serta ekspor dan impor. Itu menunjukkan bahwa Indonesia akhir-akhir ini sudah memiliki bekal kemandirian. Bekal kemandirian tersebut dapat dikonfirmasi melalui tinjauan pengeluaran konsumsi masyarakat sesuai dengan proporsinya dalam pembentukan permintaan agregat. Apabila penurunan permintaan agregat menurun dapat menyiratkan dua hal, pertama peran tabungan masyarakat terhadap pendapatan nasional semakin besar. Kedua, peran sector-sektor penggunaan lain dalam membentuk permintaan agregat semakin besar, khususnya sector pembentukan modal atau investasidanectorekspor-impor.
Pola konsumsi masyarakat dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu, pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk non-makanan. Pengeluaran masyarakat Indonesia banyak pada makanan. Akan tetapi terdapat ketimpangan dalam hal pengeluaran konsumsi antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan, misalkan dari besarnya pengeluaran dan juga pola konsumsinya. Perbandingan besar pengeluaran antara penduduk pedesaan dan penduduk perkotaan cenderung konstan tahun demi tahun. Melalui perbandingan perilaku dan pola konsumsi, terdapat kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan masyarkat perkotaan. Pengeluaran konsumsi dapat pula difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar lapisan masyarakat, yang dapat diukur baik dengan pendekatan pendapatan maupu npendekatan pengeluaran .Bagian dari pendapatan yang dapat dibelanjakan tapi tidak dikeluarkan untuk konsumsi merupakan tabungan masyarakat. Penggabungan antara tabungan masyarakat dan tabungan pemerintah dapat membentuk tabungan nasional yang merupakan sumber dana investasi. Untuk mendapatkan gambaran fungsional tabungan dan konsumsi digunakan suatu fungsi yaitu fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.


      2.2  Pengaruh Tabungan Terhadap Pembangunan Ekonomi

Dalam perekonomian suatu Negara,tabungan dan investasi merupakan indicator yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang termasuk di dalamnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, memiliki dana yang cukup besar. Tetapi di sisi lain, usaha pengerahan sumber dana dalam negeri untuk membiayai pembangunan menghadapi kendala dalam pembentukan modal bauik yang bersumber dari penerimaan pemerintah yaitu ekspor barang dan jasa ke luar negeri, ataupun penerimaan pemerintah melalui instrument pajak.
Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan salah satu variable makro ekonomi. Dalam identitas pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran, variable ini lazim dilambangkan dengan huruf C, ini dari kata consumption. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari pendapatannya yang dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan, lazim dilambangkan dengan huruf S, inisial dari kata saving. Apabila pengeluaran-pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu Negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat Negara yang bersangkutan.
            Dilain pihak jika tabungan semua orang di suatu Negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah tabungan masyarakat Negara tersebut. Selanjutnya, tabungan masyarakat bersama-sama dengan tabungan pemerintah membentuk tabungan nasional. Yang terakhir ini, tabungan nasional merupakan sumber dana investasi.
Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. Secara makroagregat, pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan, semakin besar pula penggeluaran konsumsi. Perilaku tabungan juga begitu. Jadi, bila pendapatan bertambah, baik konsumsi maupun tabungan akan sama-sama bertambah. Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan disebut hasrat marjinal untuk berkonsumsi ( marginal propensity to consume, MPC ). Sedangkan nisbah besarnya tambahan tabungan terhadap pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung ( marginal propensity to save, MPS ). Pada masyarakat yang kehidupan ekonominya relative belum mapan, biasanya angka MPC mereka relative besar, sementara angka MPS mereka relative kecil. Artinya, jika mereka memperoleh tambahan pendapatan, maka sebagian besar tamabhan pendapatan itu akan teralokasikan untuk konsumsi. Hal sebaliknya berlaku pada masyarakat yang kehidupan ekonominya sudah relative lebih mapan.
Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsure pokok yaitu pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang diperlukan atau dikehendaki. Apabila jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh seseorang berubah maka jumlah barang yang diminta juga akan berubah. Demikian pula halnya harga barang yang dikehendaki juga berubah. Secara matematis pengaruh perubahan harga dan pendapatan bersama-sama terhadap jumlah barang yang diminta dapat diketahui secara serentak.
Krisis ekonomi Indonesia yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian menjadi krisis multidimensi berdampak kondisi Indonesia secara umum tidak hanya terhadap sector ekonomi saja. Nilai tukar rupiah yang terdepresiasi sangat tajam, inflasi yang tinggi, menurunnya kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia, merupakan beberapa akibat  dari krisis ekonomi tersebut. Lambat laun, dengan beberapa kali perubahan struktur politik dan penerapan kebijakan-kebjakan oleh pemerintah, kondisi Indonesia menunjukan perubahan yang lebih baik dan kondisi perekonomian yang stabil.
Di indonesia untuk membiayai pembangunan nasional yang mencakup investasi domestic, sumber dananya dapat besumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar negeri. Namun, karena terbatasnya jumlah dana serta pinjaman yang diperoleh dari luar negeri, maka diperlukan tabungan nasional yang lebih tinggi sebagai sumber dana yang utama.
Hollis Chenery dan beberapa penulis lainnya telah mengenalkan pendekatan ‘dua-jurang’ pada pembangunan ekonomi. Dasar pemikirannya, ‘jurang tabungan dan ‘jurang devisa’ merupakan dua kendala yang terpisah dan berdiri sendiri pada pencapaian target tingkat pertumbuhan di Negara berkembang. Chenery melihat bantuan luar negeri sebagai suatu cara untuk menutupi kedua jurang tersebut dalam rangka mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang di targetkan. Sumitro menjelaskan bahwa kekurangan didalam perimbangan antara tabungan nasional dan investasi harus di tutup dengan pemasukan modal dari luar yang berasal dari tabungan oleh kalangan luar negeri.
Akan tetapi Hutang luar negeri membawa dampak langsung dan dampak total yang negatif terhadap tabungan domestik. Selain itu penggunaan bantuan luar negeri tidak efektif dalam menopang proses pembangunan. Hal ini ditandai denganpengaruhnya tabungan domestik dengan menjadi substitusi atas tabungan domestic itu sendiri sehingga keberadaaan tabungan domestik menjadi tidak efektif dalam pembiayaan pembangunan. Utang luar negeri tampaknya masih akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ekonomi Indonesia untuk jangka waktu yang lama. Masalah-masalah yang menyebabkan mengelembungnya utang luar negeri, seperti besarnya utang yang disepakati current account yang terus menjadi defisit dankebutuhan dana untuk membangun yang besar membuat hutang luar negeri tidak dapat dihindari. Namun demikian, perlu adanya optimisme untuk mengatasi masalah utang luar negeri dan dampak negatifnya


2.3  Peran tabungan dalam meningkatakan pembangunan ekonomi di Indonesia

Mengikuti kerangka berpikir dari model Harrod – Domar, di dalam suatu ekonomi tertutup ( tanpas sektor luar negeri ) dalam kondisi full employment, dan tanpa mobilitas capital, tabungan menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, yang mekanismenya lewat pertumbuhan investasi. Oleh karena itu investasi dapat dikatakan sebagai fungsi dari tabungan I = f (S) . Semakin tinggi tingkat tabungan yang dapat diciptakan semakin besar kemampuan Negara untuk melakukan investasi. Selanjutnya, peningkatan investasi menambah lebih banyak lagi capital dan lewat proses multiplier menghasilkan laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita yang lebih tinggi. Dengan rasio S/Y tetap tidak berubah. Peningkatan pendapatan menambah kemampuan masyarakat untuk menabung dan seterusnya
Namun studi-studi empiris yang ada menunjukan adanya hubungan postif antara tabungan dan investasi. Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan. Pertama peningkatan produktivitas dan shocks lainnya memberikan efek yang sama terhadap tabungan dan investasi yang diinginkan. Sekalipundalam kondisi dimana mobilitas capital antar Negara sempurna. Kedua peningkatan tabungan dosmetik akan membuat dosmetik akan membuat investasi meningkat. Ketiga melindungi sumber pajak domestic dan neraca pembayaran luar negeri ( Balance Of Payment = BOP )sehingga mengurangi kemungkinan deficit BOP. Terakhir biaya transaksi yang tinggi untuk membeli sekuritas dan investasi di luar negeri. Risiko perubahan nilai tukar, dan keterbatasan informasi antar Negara mengenai investasi membuat tabungan dosmetik tidak begitu saja lari ke luar negeri untuk maksud investasi.
Hubungan antara pertumbuhan GDP dan tingkat tabungan tidak hanya positif tetapi juga signifikan. Dengan kemajuan teknologi dan akumulasi SDM( human capital )pertumbuhan ekonomi secara permanen. Tabungan dan pendapatan mempunyai hubungan dua arah ( casual link ) : pendapatan meningkat   tabungan meningkat pertumbuhan ekonomi pendapatan meningkat.
BAB III
         PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tabungan sendiri dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan  tahun yang tidak dibelanjakan atau digunakan untuk konsumsi . Sedangkan tabungan nasional adalah pendapatan total dalam perekonomian yang tersisa setelah dipakai. Tabungan swasta terdiri atas tabungan, yaitu tabungan perusahaan ( corporate saving ) dan tabungan rumah tangga (household saving ).
Peran tabungan  adalah seperti mengikuti kerangka berpikir dari model Harrod – Domar, di dalam suatu ekonomi tertutup ( tanpas sektor luar negeri ) dalam kondisi full employment, dan tanpa mobilitas capital, tabungan menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, yang mekanismenya lewat pertumbuhan investasi. Oleh karena itu investasi dapat dikatakan sebagai fungsi dari tabungan I = f (S) . Semakin tinggi tingkat tabungan yang dapat diciptakan semakin besar kemampuan Negara untuk melakukan investasi. Selanjutnya, peningkatan investasi menambah lebih banyak lagi capital dan lewat proses multiplier menghasilkan laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita yang lebih tinggi. Dengan rasio S/Y tetap tidak berubah. Peningkatan pendapatan menambah kemampuan masyarakat untuk menabung dan seterusnya.


3.2  Saran

Setelah disusunya makalah mengenai saving dan perananya dalam pembagunan ekonomi, diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa  khususnya didalam mata kuliah pengantar pembangunan ekonomi. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan pengetahuan yang kita dapatkan semakin luas.




                                          DAFTAR PUSTAKA

Jhingan, M.L.1999.”Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”, edisi Keenam Belas, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
































No comments:

Post a Comment