Sunday 24 January 2016

Makalah Merintis Usaha dengan Berbagai Problematika

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Peluang untuk memulai suatu usaha sebenarnya ada di sekeliling kita, hanya saja ada individu yang bisa melihatnya sebagai sebuah peluang untuk memulai suatu usaha dan ada juga yang tidak bisa melihatnya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya faktor informasi yang dimiliki. Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang ada saat orang lain tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial.
Di samping pengaruh lingkungan hidup dan sosial tersebut, sebagai wirausaha kita juga dituntut mempunyai keberanian unutuk menanggung kemungkinan problematika dan resiko yang akan didapat setelah merintis usaha tersebut.

B.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara merintis usaha?
2.      Problematika apa sajakah yang ditimbulkan ketika merintis usaha?

C.      Tujuan Masalah        
1.       Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara merintis usaha dan mengatasi berbagai problematika yang ditimbulkan.









BAB II
PEMBAHASAN

A.      Ide Merintis Usaha Baru
Beberapa penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya ide pendirian bisnis berskala kecil. National  Federation of Independent Business Foundation, menemukan bahwa “pengalaman kerja terdahulu”  menyebabkan 45% ide baru. “Minat pribadi” berjumlah 16% dari total penelitian, dan “munculnya kesempatan” berjumlah 11%.
Longenecker, et. all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian usaha baru, perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari:
1)      pengalaman pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda.
2)      minat
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis. Misalnya, seorang murid yang suka berolahraga ski mungkin dapat memulai bisnis penyewaan alat-alat ski. Dengan demikian, ia mendapatkan penghasilan dari kegiatan yang dia senangi.
3)      penemuan secara tidak sengaja
Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas (kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.
4)      relasi atau bisnis keluarga
Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi. Relasi adakalanya kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara bersama maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau tidak mau, anak dan keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis. Sekali waktu anak dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang apabila diterapkan akan berjalan.
5)      pencarian ide dengan penuh pertimbangan
Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis baru akan lebih dapat menerima ide baru dari berbagai sumber. Majalah dan tabloid lainnya merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide awal. Salah satu cara membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas wirausaha lain.
Ide awal kadang membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk penyaringan dan testing. Hampir seluruh ide apa pun membutuhkan studi yang hati-hati dan modifikasi sebagai pembukaan untuk pendekatan bisnis.
B.      Alasan Mendirikan Usaha Baru
Berikut ini beberapa alasan orang-orang ingin mendirikan usaha baru:
1)      Menampilkan penemuan terbaru atau barang / jasa terbaru yang dikembangkan
2)      Mengambil keuntungan dari lokasi, peralatan, produk atau layanan, pekerjaan , pemasok, dan bankir yang ideal.
3)      Menghindari pendahuluan yang tidak diinginkan, kebijaksanaan proses, dan ikatan sah dari perusahaan yang ada. Preseden, kebijakan, prosedur, komitmen hukum dari perusahaan yang sudah ada yang tidak diinginkan.
C.      Cara Memasuki Usaha
Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha kecil wirausaha dapat memilih dan melakukan tiga cara yang dapat dilakukan oleh seseorang apabila ingin memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha yaitu :
1)      merintis usaha baru
Memulai usaha dimulai dari ide dasar yang kuat, bisa diwujudkan dan penuh pertimbangan sera muncul karena kreativitas dan inovasi. Merintis udaha baru dimulai dengan adanya ide dasar (longenecer, et. all, 2001);
·         ide awal penyediaan produk yang sudah ada, tapi belum tersedia pasar bagi konsumen
·         ide awal yang melibatkan teknologi baru, yang didasarkan bagi penyediaan produk baru pada konsumen
·         ide awal yang didasarkan pada penyediaan produk yang telah diperbarui bagi konsumen
Merintis usaha baru perlu memperhatikan beberapa hal penting agar usaha tersebut mampu tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Hal penting tersebut adalah:
·         bidang, jenis usaha yang dimasuki
·         bentuk usaha dan kepemilikan
·         tempat usaha yang dipilih
·         organisasi usaha
·         jaminan usaha
·         lingkungan usaha yang berpengaruh.
Secara umum, ada 3 (tiga) bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu:
·         perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang
·         persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama
·         perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
2)      membeli perusahaan lain
Adakalanya wirausaha menjual usaha kepada wirausaha lain karena suatu hal. Wirausaha yang akan melakukan pembelian perlu mempertimbangkan resiko-resikonya dan harus dilakukan dengan hati-hati. Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
·         resiko lebih rendah
·         lebih mudah dalam memasuki dunia usaha
·         memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar.
Tahap logis dan metodologis yang dapat dilakukan pembeli usaha untuk mengurangi risiko kerugian adalah:
·         analisis kemampuan, keterampilan, dan minat
·         buat daftar calon potensial, dan membatasi hanya pada satu perusahaan. Hal tersebut digunakan untuk bahan referensi dalam mengambil segala keputusan yang berhubungan dengan pembelian usaha tersebut.
·         periksa dan teliti calon-calon usaha yang akan dibeli
·         evaluasi keuangan, apakah dana cukup untuuk membeli usaha tersebut
·         pastikan peralihan kepemilikan dengan benar dan sah.
Untuk menghindari kerugian yang sangat mahal, seorang wirausaha harus memperhatikan hal-hal kritis dalam analisis pembelian seperti berikut:
·         alasan pemilik menjual sebuah usaha
·         bagaimana kondisi fisik perusahaan
·         potensi produk dan jasa yang dihasilkan
·         aspek legal yang perlu diperhatikan
·         kondisi keuangan masa sebelumnya, kini, dan prospek masa depan.
Membeli bisnis yang sudah ada apabila dilakukan dengan pengamatan sampai implementasi pembelian dengan tepat akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti:
·         apabila sebelumnya perusahaan sudah berhasil, maka dimungkinkan ke depan dapat terus berhasil
·         bisnis yang sudah ada mungkin telah berada pada lokasi yang baik
·         sudah memiliki karyawan, peralatan, persediaan, pelanggan, dan pemasok
·         pemilik baru dapat langsung menjalankan bisnis
·         pemilik baru dapat memanfaatkan pengalaman pemilik sebelumnya.
Namun tidak selamanya membeli perusahaan lain mendatangkan keuntungan. Berikut beberapa kelemahan dari membeli usaha:
·         ada kecenderungan nilai perusahaan rendah
·         pemilik lama mungkin sudah menciptakan citra buruk
·         karyawan lama mungkin tidak sesuai dengan perubahan pemilik baru
·         lokasi, fasilitas, persediaan mungkin sudah usang
·         perubahan dan inovasi sulit dijalankan
3)      waralaba
Waralaba adalah suatu sistem distribusi di mana pemilik bisnis semi mandiri membayar iuran dan royalti kepada perusahaan induk untuk menjual produk/jasa dengan menggunakan format sistem bisnisnya. Waralaba menjadi alternatif memulai usaha yang banyak diminati saat ini karena berbagai alasan seperti mudah pendiriannya, iklan bersama, nama sudah dikenal, dan lain-lain.
Permasalahan umum yang terjadi di Indonesia yaitu masalah posisi, sebagian besar wirausaha hanya berstatus pnerima waralaba dari pada pemberi waralaba. Wirausahawan yang akan memulai usaha waralaba perlu mengetahui dengan teliti aturan-aturan perjanjian kerjasama yang akan dibuat. Beberapa kuntungan membeli waralaba yaitu:
·         adanya dukungan dan pelatihan manajemen
·         daya tarik merk dan mutu produk dan jasa yang baik
·         program iklan berskala nasional
·         mendapat bantuan keuangan
·         kekuatan membeli terpusat dan ada perlindungan teritorial
·         peluang berhasil lebih besar
Sedangkan kelemahan membeli waralaba antara lain:
·         adanya iuran waralaba dan pembagian keuntungan
·         sepenuhnya mengikuti operasi standart dan kurang kebebasan
·         batasan dalam pembelian dan lini produk terbatas
·         program pelatihan yang tidak memuaskan

D.      Problematika yang sering dialami ketika merintis usaha
Sebagian besar orang masih merasa sulit untuk merintis sebuah usaha. Berbagai alasan selalu menjadi penghalang kita untuk mulai melangkah merintis usaha, problematika itu antara  lain:             
1.  Kesulitan modal
Banyak orang yang ingin membuka usaha, namun tidak adanya modal selalu menjadi hambatan bagi mereka untuk mencoba peluang usaha yang ada. Untuk mengatasi kesulitan modal, kita dapat mencari partner kerja atau mengajukan pinjaman kepada beberapa lembaga keuangan yang melayani masalah permodalan usaha maupun meminjam pada kerabat kita yang dapat membantu.
Sebelum kita mengajukan pinjaman maupun mencari partner kerja, sebaiknya buat proposal usaha dengan rincian modal yang dibutuhkan. Sehingga calon partner kerja maupun kerabat kita yang ingin memberikan bantuan modal, lebih percaya serta tidak ragu lagi dengan usaha yang akan kita jalankan.



2. Krisis skill maupun percaya diri
Selain kesulitan modal, kurangnya skill membuat seseorang merasa tidak percaya diri untuk memulai sebuah usaha. Untuk meningkatkan rasa percaya diri kita untuk membuka usaha sesuai skill Anda, pertama – tama tulis prestasi atau kelebihan yang ada pada diri kita. Jika sudah mengetahui skill kita di bidang tertentu, kita tinggal meningkatkan kemampuan dengan belajar dari buku, belajar melalui orang yang lebih ahli atau bisa juga belajar dengan mengikuti beberapa kursus.
Jika skill kita masih kurang, tidak perlu berkecil hati karena kita juga bisa menggandeng partner atau mencari SDM yang terampil dan sudah ahli di bidang tersebut. Jadi kita dapat menjalankan usaha sekalian belajar meningkatkan skill kita.
3.  Masalah jaringan untuk pemasaran
Setelah usaha berhasil dibangun, kesulitan berikutnya yang sering dihadapi para pelaku bisnis adalah kurangnya jaringan sehingga pemasaran yang dilakukan pun juga terbatas. Sebaiknya untuk membangun jaringan, kita bisa memulainya dari orang – orang yang sering berinteraksi dengan kita. Mulai dari rekan kerja, tetangga, kerabat, maupun relasi – relasi kerja yang pernah menjadi partner kita. Tawarkan kelebihan dan prospek usaha Anda, agar mereka bersedia menjalin kerjasama dengan bisnis kita.
        Disamping itu kita juga bisa membuka jaringan pemasaran dengan berbagai perusahaan besar untuk membantu memasarkan usaha kita. Misalnya saja bekerja sama dengan advertising company untuk membantu mempromosikan produk kita.
4. Rasa takut akan adanya kegagalan
Kegagalan dan kerugian menjadi momok besar bagi para pelaku usaha jika kita tidak berani melawan rasa takut tersebut maka usaha kita tidak akan berkembang. Lawan rasa takut itu dengan melakukan apa yang kita takutkan, jalankan usaha kita dengan fokus dan ketekunan kita. Karena segala tantangan dan hambatan dalam menjalankan usaha dapat diselesaikan jika Anda fokus dalam menjalankan usaha kita.
Tidak ada kesulitan yang tidak dapat diselesaikan, untuk itu jangan pernah takut dan ragu untuk membuka sebuah usaha. Kesuksesan usaha kita tergantung dari niat, tekad dan usaha kita.
BAB III
         PENUTUP
A.        Kesimpulan
Longenecker, et. all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian usaha baru, perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari:
1.       Pengalaman pribadi
2.       Minat.
3.       penemuan secara tidak sengaja.
4.       relasi atau bisnis keluarga.
5.       pencarian ide dengan penuh pertimbangan.

Problematika yang sering timbul ketika merintis usaha yaitu:
1.       Kesulitan modal.
2.       Krisis skill maupun kepercayaan diri.
3.       Masalah jaringan untuk pemasaran.
4.       Rasa takut akan kegagalan.
B.      Saran
Merintis usaha memang bukanlah hal mudah karena akan  menimbulkan berbagai problematika tetapi  kalau kita punya niat, kerja keras dan  tekad yang kuat, problematika tersebut akan bisa teratasi.












DAFTAR PUSTAKA

http://www.fyse.org/blog/wp-content/uploads/2010/01/business-plan1 http://www.google.co.id/imglanding?q=motivasi+membuka+usaha

No comments:

Post a Comment